Bloomberg Technoz, Jakarta - Pemprov Bali tengah bersiap menghadapi lonjakan wisatawan dari China setelah larangan terbang telah dicabut. Diharapkan para wisatawan yang datang ke Bali bisa menjaga kelastiran budaya dengan tidak merusaknya.
“Dari data sudah terlihat ada peningkatan tetapi masih belum sebanyak saat sebelum pandemi,” kata Kepala Dinas Pariwisata Bali, Tjokorda Bagus Pemayun saat dihubungi.
Menurut data Imigrasi Bandara Ngurah Rai, Bali, dari bulan Januari hingga Juli jumlah wisatawan China yang masuk ke Bali tercatat sebanyak 142,106. Angka ini dipastikan akan bertambah sampai akhir tahun.
Tjokorda juga membeberkan, saat ini 2,9 juta wisatawan sudah datang ke Bali dengan rata-rata per harinya wisawatan yang datang sudah melebihi seperti sebelum pandemi.
“Jadi kita optimis bisa mencapai target 4,5 juta wisatawan yang hadir hingga akhir tahun,” ujar Tjokorda.
Tjokorda juga menanggapi keluhan-keluhan yang dirasakan wisatawan terkait perilaku wisatawan nakal atau jorok yang datang ke Bali. Menurutnya, dengan peraturan biaya masuk akan memperbaiki keluhan-keluhan tersebut.
“Kita tidak boleh mendiskriminasi. Tapi saat ini keterbatasan maskapai atau harga tiket yang mahal juga menjadi penyaring para wisatawan yang hadir ke Bali,” tutup Tjokorda.
Selain itu, Pemprov Bali juga akan menerapkan biaya masuk bagi para wisatawan yang hadir sebesar US$10 (Rp150 ribu). Sebagai langkah menyaring para wisatawan nakal masuk Bali.
Di beberapa negara seperti Jepang sangat diuntungkan saat wisatawan China sudah diperbolehkan melakukan perjalanan jauh. Organisasi Pariwisata Nasional Jepang mencatat jumlah wisatawan asing yang mengunjungi Jepang telah melampaui angka 2 juta orang secara berturut-turut sejak bulan Juli, pulih sekitar 78% dari tingkat data sebelum pandemi.
(spt)