Logo Bloomberg Technoz

Startup Australia Ingin Buat Baterai Tanpa Komponen dari China

Hidayat Setiaji
16 January 2023 07:35

Ilustrasi Baterai Litium-ion (Sumber: Kiyoshi Ota/Bloomberg)
Ilustrasi Baterai Litium-ion (Sumber: Kiyoshi Ota/Bloomberg)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Sebuah perusahaan rintisan (startup) asal Australia berencana membangun pabrik senilai AU$ 300 juta. Pabrik ini akan memproduksi baterai litium-ion tanpa komponen dari China.

Kurs tengah transaksi Bank Indonesia (BI) untuk dolar Australia pada 13 Januari 2023 adalah Rp 10602,55. Jadi, AU$ 300 setara dengan Rp 3,18 triliun.

Recharge Industies Pty berencana memulai pembangunan pabrik di Geelong, bagian tenggara Australia, pada semester II-2023. Produksi kemungkinan dimulai pada akhir 2024. Pernyataan itu datang dari David A Collar, sang founder.

Kapasitas tahunan untuk tahap awal adalah 2 gigawatt hours (GWh) dan nantinya akan naik secara bertahap menuju kapasitas penuh 30 GWh. Sudah ada kesepakatan dengan pembeli dari India, kata Collard.

“Australia adalah Arab Saudi-nya energi baru. Kami memiliki mineral yang penting untuk menghidupkan dunia selama 100 tahun mendatang,” tegas Collard, yang merupakan mantan partner di PriceWaterhouseCoopers LLP.