Logo Bloomberg Technoz

Bloomberg Technoz, Jakarta - Uang kripto (cryptocurrency) kini menjadi target para pencuri. Chainalysis Inc mencatat, ada US$ 3,8 miliar atau Rp 57 triliun (asumsi Rp 15.000/US$) uang kripto yang dicuri pada 2022, naik dari tahun sebelumnya sebesar US$ 3,3 miliar.

Kelompok hacker yang terkait pemerintah Korea Utara (Korut) diduga melakukan pencurian hingga US$ 1,7 miliar (Rp 25,5 triliun) tahun lalu, naik dari sebelumnya hanya mencapai US$ 400 juta.

Seorang pejabat AS menyatakan hacker Korut telah meningkatkan fokus mereka pada sektor uang kripto sebagai sarana untuk mencari dana dalam menghadapi sanksi internasional.

Mereka menggunakan beberapa taktik dalam beraksi, mulai dari menyamar sebagai orang non-Korut dalam wawancara kerja hingga menyebarkan virus jahat ransomware.

Pada Juli lalu, Anne Neuberger, wakil penasihat keamanan nasional AS untuk siber dan teknologi baru, mengatakan uang kripto yang dicuri merupakan dana untuk program pengembangan senjata Pyongyang.

Uang Kripto yang dicuri (Sumber Chainalysis dan diolah Bloomberg)

Biro Investigasi Federal AS (FBI) pekan lalu menyalahkan dua kelompok hacker Korea Utara atas pencurian US$ 100 juta dalam  di layanan crypto Harmony Bridge yang terjadi pada Juli lalu.

Grup Lazarus, unit peretasan khusus yang disebut FBI terkait dengan Biro Umum Pengintaian Korea Utara, mencuri sekitar US$600 juta pada Maret lalu dari jaringan blockchain yang terhubung ke Axie Infinity, sebuah video game populer, kata pejabat AS.

Para penyelidik kemudian mengatakan bahwa mereka telah menemukan sekitar US$30 juta dana yang dicuri dari Axie Infinity, yang menurut Chainalysis adalah penyitaan pertama atas dana yang dicuri oleh peretas yang terkait dengan Korea Utara.

“Hacker yang terkait dengan Korea Utara tidak diragukan lagi canggih dan merupakan ancaman signifikan terhadap ekosistem mata uang kripto, kemampuan penegakan hukum dan badan keamanan nasional untuk melawan semakin meningkat,” tulis Chainalysis, seperti dikutip dari Bloomberg News, Senin (6/1/2023).

Dari semua mata uang kripto yang dicuri tahun lalu, sebanyak US$ 3,1 miliar diambil dari layanan keuangan terdesentralisasi, atau DeFi, protokol, kata Chainalysis. Hacker memanfaatkan kerentanan digital yang sulit ditemukan dalam infrastruktur DeFi yang mendasari proyek kripto, dengan fokus khusus pada layanan penghubung. 

(bbn)

No more pages