Logo Bloomberg Technoz

Sejalan dengan penuturan manajemen, harga saham kategori blue chip dalam portofolio SRTG memang kompak menurun, selama periode paruh waktu pertama tahun ini. Saham ADRO misalnya, turun 42% menjadi Rp2.230/saham di akhir Juni 2023 dari sebelumnya Rp3.850/saham di awal Januari 2023.

Kemudian, saham MDKA yang berada di level Rp4.120/saham di awal Januari 2023. Namun, harganya turun 25,73% ke level Rp3.060/saham di akhir Juni 2023.

Saham TBIG juga tergerus 12% selama satu semester ke level Rp2.010/saham. Penurunan ini memang tidak sebesar ADRO dan MDKA.

Namun, penurunan nilai portofolio di saham TBIG juga terseret penurunan porsi kepemilikan. Semester I-2022, porsi kepemilikannya masih 31,48%.

Meski begitu, nilai wajar portofolio SRTG di saham TBIG naik 63,52% menjadi Rp4,22 triliun di akhir Juni 2023 dari sebelumnya Rp2,58 triliun di akhir Desember 2022.

Namun, kenaikan itu tak mampu mengkompensasi penurunan nilai wajar MDKA dan ADRO. Total, SRTG mencatat penurunan nilai wajar 23,89% menjadi Rp38,99 triliun.

Kesehatan Keuangan

Lany menjelaskan, sebagai perusahaan investasi, Saratoga selalu melakukan penyesuaian nilai setiap portofolio secara mark to market. Perubahan nilai investasi portofolio Saratoga, lanjutnya dipengaruhi oleh peningkatan inflasi, suku bunga, dan pergerakan harga komoditas.

Direktur Investasi Saratoga Devin Wirawan menambahkan bahwa pendapatan dividen naik 9% dan dipercaya bisa memperkuat arus kas perusahaan. Pada periode yang sama SRTG mencatatkan Net Asset Value (NAV) sebesar Rp47,5 triliun.

“Perusahaan berkomitmen untuk terus memperkuat portofolio investasi yang sudah ada, khususnya pada infrastruktur digital dan energi terbarukan, serta melanjutkan diversifikasi investasi pada sektor lainnya seperti pelayanan kesehatan dan produk konsumen melalui kerja sama dengan mitra strategis,” kata dia di Jakarta, dikutip Minggu (30/7/2023).

Tahun lalu Saratoga membagi dividen tunai Rp1 triliun atau Rp75/saham, dengan dividen yield 4,4%. Meski nilai dividen tunai naik Rp28%, sejatinya sepanjang 2022 Saratoga alami penurunan laba 81,43. Tahun lalu anjloknya laba ditopang oleh penurunan keuntungan bersih atas investasi pada saham dan efek ekuitas lain 84,7%, jadi Rp3,7 triliun.

Direktur Keuangan Lany D. Wong menyampaikan bahwa rasio biaya dan utang perusahaan tercatat 0,5%  dari NAV dan loan to value sebesar 1,1%, dan diklaim masih sehat untuk Saratoga.

Beban bunga perusahaan pada periode yang sama turun 53% dibanding dengan semester I-2022. Saratoga melakukan pengurangan utang dengan posisi terakhir Rp507 miliar, jika dibandingkan Rp688 miliar pada akhir tahun lalu.

(dhf)

No more pages