Logo Bloomberg Technoz

Proses Budidaya Ganja di Thailand

News
03 June 2024 19:07

Pekerja merawat tanaman ganja di dalam rumah kaca fasilitas budidaya ganja Actera, Thailand, Kamis (30/5/2024). (Sirachai Arunrugstichai/Bloomberg)

Pekerja merawat tanaman ganja di dalam rumah kaca fasilitas budidaya ganja Actera, Thailand, Kamis (30/5/2024). (Sirachai Arunrugstichai/Bloomberg)

Kementerian Kesehatan Thailand mempertimbangkan pembatasan konsumsi ganja. (Sirachai Arunrugstichai/Bloomberg)

Kementerian Kesehatan Thailand mempertimbangkan pembatasan konsumsi ganja. (Sirachai Arunrugstichai/Bloomberg)

Pembatasan tersebut sebagai imbas dari lonjakan harga mariyuana untuk keperluan medis. (Sirachai Arunrugstichai/Bloomberg)

Pembatasan tersebut sebagai imbas dari lonjakan harga mariyuana untuk keperluan medis. (Sirachai Arunrugstichai/Bloomberg)

Kementerian Kesehatan juga akan kembali berencana untuk mencap ganja sebagai narkotika “kategori lima”. (Sirachai Arunrugstichai/Bloomberg)

Kementerian Kesehatan juga akan kembali berencana untuk mencap ganja sebagai narkotika “kategori lima”. (Sirachai Arunrugstichai/Bloomberg)

Penggunaan ganja untuk tujuan rekreasi terbukti merusak perkembangan otak dan menyebabkan depresi dan bunuh diri. (Sirachai Arunrugstichai/Bloomberg)

Penggunaan ganja untuk tujuan rekreasi terbukti merusak perkembangan otak dan menyebabkan depresi dan bunuh diri. (Sirachai Arunrugstichai/Bloomberg)

Sekitar 40% anak muda Thailand, yang memiliki kecanduan heroin, awalnya menggunakan ganja. (Sirachai Arunrugstichai/Bloomberg)

Sekitar 40% anak muda Thailand, yang memiliki kecanduan heroin, awalnya menggunakan ganja. (Sirachai Arunrugstichai/Bloomberg)

Hampir 8.000 apotik menjual segala sesuatu yang mengandung ganja dari tunas hingga ekstrak minyak dan permen. (Sirachai Arunrugstichai/Bloomberg)

Hampir 8.000 apotik menjual segala sesuatu yang mengandung ganja dari tunas hingga ekstrak minyak dan permen. (Sirachai Arunrugstichai/Bloomberg)

Pekerja merawat tanaman ganja di dalam rumah kaca fasilitas budidaya ganja Actera, Thailand, Kamis (30/5/2024). (Sirachai Arunrugstichai/Bloomberg)
Kementerian Kesehatan Thailand mempertimbangkan pembatasan konsumsi ganja. (Sirachai Arunrugstichai/Bloomberg)
Pembatasan tersebut sebagai imbas dari lonjakan harga mariyuana untuk keperluan medis. (Sirachai Arunrugstichai/Bloomberg)
Kementerian Kesehatan juga akan kembali berencana untuk mencap ganja sebagai narkotika “kategori lima”. (Sirachai Arunrugstichai/Bloomberg)
Penggunaan ganja untuk tujuan rekreasi terbukti merusak perkembangan otak dan menyebabkan depresi dan bunuh diri. (Sirachai Arunrugstichai/Bloomberg)
Sekitar 40% anak muda Thailand, yang memiliki kecanduan heroin, awalnya menggunakan ganja. (Sirachai Arunrugstichai/Bloomberg)
Hampir 8.000 apotik menjual segala sesuatu yang mengandung ganja dari tunas hingga ekstrak minyak dan permen. (Sirachai Arunrugstichai/Bloomberg)

Bloomberg, Kementerian Kesehatan Thailand mempertimbangkan rencana pembatasan konsumsi ganja. Kebijakan ini muncul usai pemerintah mengevaluasi imbas dari lonjakan harga mariyuana untuk keperluan medis hingga nyaris enam kali lipat di Negeri Gajah Putih tersebut.

Hampir 8.000 apotik dan sejumlah besar perusahaan konsumen agro bermunculan di seluruh Thailand sejak saat itu. Mereka menjual segala sesuatu mulai dari tunas hingga ekstrak minyak dan permen yang mengandung ganja; termasuk sejumlah makanan yang dipanggang.

Perdana Menteri Srettha Thavisin berupaya untuk membalikkan kebijakan ganja yang penting di negaranya dengan mengklasifikasi ulang tanaman tersebut sebagai narkotika. Hal ini akan kembali membatasi penggunaan ganja hanya untuk tujuan medis dan kesehatan.

Untuk itu, Kementerian Kesehatan kembali berencana untuk mencap ganja sebagai narkotika “kategori lima”, sehingga kepemilikan dan konsumsi ramuan tersebut akan dianggap sebagai kejahatan.

Penggunaan ganja untuk tujuan rekreasi terbukti merusak perkembangan otak hingga menyebabkan depresi dan bunuh diri. Menteri Kesehatan Thailand, Somsak Thepsutin mengklaim sekitar 40% anak muda Thailand, yang memiliki kecanduan heroin pada awalnya adalah pemakai ganja.

(bbn)