Logo Bloomberg Technoz

Usai Telur, Giliran Harga Bawang Putih Meroket

Andrean Kristianto
29 May 2023 13:16

Pekerja mengupas bawang putih di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta, Senin (29/5/2023). (Bloomberg Technoz/ Andrean Kristianto)

Pekerja mengupas bawang putih di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta, Senin (29/5/2023). (Bloomberg Technoz/ Andrean Kristianto)

Setelah daging dan telur ayam ras, giliran bawang putih yang harganya meroket belakangan ini. (Bloomberg Technoz/ Andrean Kristianto)

Setelah daging dan telur ayam ras, giliran bawang putih yang harganya meroket belakangan ini. (Bloomberg Technoz/ Andrean Kristianto)

Tak tanggung-tanggung, komoditas pangan tersebut harganya mengalami kenaikan lebih dari 10% dalam sepekan. (Bloomberg Technoz/ Andrean Kristianto)

Tak tanggung-tanggung, komoditas pangan tersebut harganya mengalami kenaikan lebih dari 10% dalam sepekan. (Bloomberg Technoz/ Andrean Kristianto)

Salah satu pedagang di Pasar Induk Kramat Jati hari ini menjual bawang putih seharag Rp35.000. (Bloomberg Technoz/ Andrean Kristianto)

Salah satu pedagang di Pasar Induk Kramat Jati hari ini menjual bawang putih seharag Rp35.000. (Bloomberg Technoz/ Andrean Kristianto)

Sebelumnya bawang putiuh sempat diharga Rp38.000 dalam 3 hari. (Bloomberg Technoz/ Andrean Kristianto)

Sebelumnya bawang putiuh sempat diharga Rp38.000 dalam 3 hari. (Bloomberg Technoz/ Andrean Kristianto)

Rata-rata harga jual bawang putih sebelum naik ialah Rp25.000 atau Rp26.000 (Bloomberg Technoz/ Andrean Kristianto)

Rata-rata harga jual bawang putih sebelum naik ialah Rp25.000 atau Rp26.000 (Bloomberg Technoz/ Andrean Kristianto)

Kenaikan harga tersebut disinyalir karena Kemendag tidak kunjung menerbitkan surat persetujuan impor (SPI). (Bloomberg Technoz/ Andrean Kristianto)

Kenaikan harga tersebut disinyalir karena Kemendag tidak kunjung menerbitkan surat persetujuan impor (SPI). (Bloomberg Technoz/ Andrean Kristianto)

Beberapa kali asosiasi sudah mengirimkan surat kepada Kemendag untuk mempertanyakan perihal penerbitan SPI (Bloomberg Technoz/ Andrean Kristianto)

Beberapa kali asosiasi sudah mengirimkan surat kepada Kemendag untuk mempertanyakan perihal penerbitan SPI (Bloomberg Technoz/ Andrean Kristianto)

Pekerja mengupas bawang putih di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta, Senin (29/5/2023). (Bloomberg Technoz/ Andrean Kristianto)
Setelah daging dan telur ayam ras, giliran bawang putih yang harganya meroket belakangan ini. (Bloomberg Technoz/ Andrean Kristianto)
Tak tanggung-tanggung, komoditas pangan tersebut harganya mengalami kenaikan lebih dari 10% dalam sepekan. (Bloomberg Technoz/ Andrean Kristianto)
Salah satu pedagang di Pasar Induk Kramat Jati hari ini menjual bawang putih seharag Rp35.000. (Bloomberg Technoz/ Andrean Kristianto)
Sebelumnya bawang putiuh sempat diharga Rp38.000 dalam 3 hari. (Bloomberg Technoz/ Andrean Kristianto)
Rata-rata harga jual bawang putih sebelum naik ialah Rp25.000 atau Rp26.000 (Bloomberg Technoz/ Andrean Kristianto)
Kenaikan harga tersebut disinyalir karena Kemendag tidak kunjung menerbitkan surat persetujuan impor (SPI). (Bloomberg Technoz/ Andrean Kristianto)
Beberapa kali asosiasi sudah mengirimkan surat kepada Kemendag untuk mempertanyakan perihal penerbitan SPI (Bloomberg Technoz/ Andrean Kristianto)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Setelah daging dan telur ayam ras, giliran bawang putih masuk ke dalam daftar komoditas pangan yang harganya meroket belakangan ini. Tidak tanggung-tanggung, peningkatan harga komoditas pangan tersebut mencapai lebih dari 10% hanya dalam kurun satu pekan.

Dari pantauan Bloomberg Technoz, salah satu pedagang di Pasar Induk Kramat Jati menjual bawang putih seharga Rp35.000/kg. Menurut pedagang harga tersebut mengalami penurunan yang sebelumnya sempat menyentuh Rp38.000/kg

“Bawang putih lagi mahal, kalau biasanya rata-rata Rp25.000/26.000 sekarang Rp35.000, malah itu turun sebelumnya saya lupa kapan mungkin sebelum lebaran sempat Rp38.000 tapi itu cuma 3 hari-an,” kata Ervi salah satu pedagang bawang putih di Pasar Induk Kramat Jati saat ditemui Bloomberg Technoz, Senin. (29/5/2023). 

Menurut Analis Ketahanan Pangan Badan Pangan Nasional (Bapanas) Retno Utami, kenaikan harga bawang putih yang terjadi belakangan ini berkaitan erat dengan ketersediaan komoditas tersebut di pasaran. Tentu saja, persoalan ini tidak berkaitan dengan penurunan produksi bawang putih di dalam negeri, karena 95% kebutuhan bawang putih Indonesia masih dipasok dari impor.

“Bawang putih itu bukan komoditas yang kita produksi, [sebanyak] 95% kebutuhan bawang putih Indonesia itu didatangkan dari luar negeri atau impor. Ketergantungan kita terhadap impor bawang putih ini sangat tinggi. Dengan demikian, ketika suplai berkurang kemungkinan ada kendala [impor],” katanya di diskusi publik Carut Marut Tata Niaga Impor Bawang Putih, di Jakarta Pusat, Kamis (25/5/2023).

(dre/frg)