Logo Bloomberg Technoz

Saham–saham konsumen non-primer, saham infrastruktur, dan saham keuangan mengalami penguatan tertinggi di sepanjang hari ini, menguat 3,03%, 2,04%, dan 0,97% secara masing–masing. Disusul oleh saham konsumen primer yang mencatat kenaikan 0,51% dan saham properti terapresiasi 0,36%.

Saham–saham yang menguat dan menjadi top gainers di antaranya saham PT Chitose Internasional Tbk (CINT) yang melesat 34,81%, saham PT PP Presisi Tbk (PPRE) melejit 25,36%, dan saham PT Royaltama Mulia Kontraktorindo Tbk (RMKO) menguat 24,73%.

Sedang saham–saham yang melemah dan menjadi top losers antara lain PT Ulima Nitra Tbk (UNIQ) yang jatuh 14,83%, PT Mustika Ratu Tbk (MRAT) ambles 14,78%, dan PT Pudjiadi Prestige Tbk (PUDP) drop 14,29%.

Hari ini, sejumlah Bursa Saham Asia justru bervariasi (mixed). Hang Seng (Hong Kong), Ho Chi Minh Stock Index (Vietnam), Straits Time (Singapura), SETI (Thailand), CSI 300 (China), KLCI (Malaysia), Shenzhen Comp (China), dan IHSG (Indonesia) yang masih berhasil menguat 0,86%, 0,69%, 0,47%, 0,45%, 0,26%, 0,21%, 0,2%, dan 0,03%.

Sementara itu, KOSDAQ (Korea), TOPIX (Jepang), NIKKEI 225 (Tokyo), Weighted Index (Taiwan), KOSPI (Korea Selatan), dan SENSEX (India) tertekan dan melemah masing-masing mencapai 0,76%, 0,51%, 0,37%, 0,36%, 0,15%, dan 0,01%.

Bursa saham Asia terpapar gerak mixed yang terjadi di New York. Dini hari tadi waktu Indonesia, tiga indeks utama di Wall Street finis di zona merah.

Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) menetap di zona merah dengan pelemahan 0,51% dan juga Nasdaq Composite melemah 0,5%. Sedang S&P 500 turun 0,35%.

Mencermati sentimennya, Tim Research Phillip Sekuritas memaparkan investor mencerna rilis data Pending Home Sales AS yang memperlihatkan penjualan rumah yang tertunda di AS naik 2,6% yoy pada November, memutus penurunan selama dua bulan beruntun didorong oleh penurunan suku bunga KPR dan melambatnya laju kenaikan harga rumah.

“Rumah biasanya masuk dalam proses penandatanganan kontrak satu atau dua bulan sebelum terjual, sehingga tidak heran jika penjualan rumah yang masih dalam tahap tertunda (pending) menjadi indikator utama aktivitas pasar perumahan,” tulis Phillip Sekuritas.

Terlebih lagi di pasar Valuta Asing (Valas), Dollar Index kemungkinan besar mencatatkan penurunan tahunan hampir 10%, terburuk dalam delapan tahun perdagangan, tertekan oleh pemangkasan suku bunga di AS dan prospek pemangkasan suku bunga lebih lanjut pada tahun depan.

Riset Phintraco Sekuritas menyebutkan IHSG ditutup menguat di level 8.646,94 pada perdagangan Selasa, yang merupakan perdagangan pamungkas pada tahun 2025. 

“IHSG ditutup menguat 22,13% YoY di tahun 2025. Semua sektor ditutup menguat di tahun 2025, dengan penguatan terbesar pada saham sektor teknologi,” terang Phintraco, Selasa.

(fad)

No more pages