“Di Provinsi Sumatra Barat, pembangunan Huntara telah berjalan cukup banyak di lima kabupaten-kota, yaitu Pesisir Selatan, Padang Pariaman, dan Agam, dengan target penyelesaian juga secepatnya dalam beberapa minggu ke depan,” tambah Pratikno.
Pratikno menekankan bahwa tak hanya membangunkan hunian tetapi juga pemerintah berupaya dalam memulihkan kehidupan masyarakat.
“Percepatan pembangunan Huntara dan Huntap ini terus dilakukan, sekaligus infrastruktur pendukungnya disiapkan,” jelasnya.
“Kita berusaha keras agar Sumatra bisa segera pulih lebih baik, bangkit lebih tangguh, serta tumbuh bersama dengan alam yang lestari dan berkelanjutan,” pungkasnya.
Selain itu, dalam laporannya, Pratikno menguatarakan mayoritas jalan nasional di wilayah Aceh yang terdampak seperti di Lhokseumawe, Kuala Simpang yang menghubungkan ke wilayah Tekingon, Jembatan Awe Geutah sudah mulai dapat dilalui dan tengah dilakukan perbaikan.
Untuk di wilayah Sumatera Utara, konektivitas antar wilayah Padang Sidempuan dan Tapanuli Selatan, Tapanuli Tengah sudah pulih.
“Meski terdapat titik longsor, jalan ambles dan pemakaian jalan dan jembatan-jembatan darurat, yang memperlukan kewaspadaan ekstra, upaya pembersihan dan perbaikan terus dilakukan dengan dukungan alat berat,” tambahnya.
Untuk wilayah Sumatra Barat, wilayah Padang dan Bukittinggi melalui Anai masih dalam perbaikan.
“Progres udah 90%. Agam via Malalak sebagaian sudah bisa diakses. Meskipun ada titik yang masih memerlukan tindakan lanjutan poemerintah,” tambah Pratikno.
Terkait pelayanan dasar, kondisi jaringan listrik di sebagaian kabupaten kota berlangsung pulih meskipun terjadi gangguan di beberapa desa. Jaringan komunikasi juga baik, meskipun di wilayah terpencil masih mengandalkan dukungan perangkat darurat seperti Starlink, radio HT, dan telepon satelit.
(ain)



























