Logo Bloomberg Technoz

Inflasi inti kini telah bertahan di atau di atas target inflasi BOJ sebesar 2% selama 44 bulan berturut-turut. Kenaikan harga secara keseluruhan turut ditopang oleh lonjakan harga energi, yang meningkat setelah subsidi utilitas dikurangi.

Kenaikan harga yang persisten menjadi perhatian bagi Perdana Menteri Sanae Takaichi. Partai Demokrat Liberal (LDP) yang berkuasa sempat mengalami kemunduran dalam dua pemilihan nasional sebelum ia menjabat, dipicu oleh rasa frustrasi masyarakat terhadap lonjakan biaya hidup.

Untuk merespons kondisi tersebut, Takaichi menyusun sejumlah langkah peredam harga yang mencakup subsidi listrik musim dingin serta bantuan tunai satu kali bagi anak-anak sebagai bagian dari paket kebijakan ekonominya.

Jumlah kenaikan harga oleh perusahaan makanan besar di Jepang diperkirakan mencapai 20.609 item tahun ini, melonjak 64,6% dibandingkan tahun sebelumnya, menurut laporan Teikoku Databank bulan lalu.

“Dengan indikator inflasi inti berada di kisaran 3%—di atas target 2% Bank of Japan—angka ini akan memperkuat keyakinan BOJ bahwa pertumbuhan harga cukup persisten untuk membenarkan kenaikan suku bunga kebijakan menjadi 0,75% dari 0,5%, kemungkinan dilakukan hari ini,” kata Taro Kimura, ekonom Bloomberg Economics.

Pelaku pasar pada Jumat nanti akan mencermati pernyataan Gubernur BOJ Kazuo Ueda dalam konferensi pers pascakeputusan kebijakan yang diperkirakan dimulai pukul 15.30 waktu Tokyo. Setiap komentar yang mengindikasikan kekhawatiran terhadap kekakuan inflasi dapat memberi petunjuk seberapa cepat bank sentral akan melanjutkan kenaikan suku bunga tahun depan.

Ueda juga diperkirakan akan berupaya meyakinkan rumah tangga bahwa kenaikan harga akan mereda. Dalam laporan prospek terbarunya yang dirilis Oktober lalu, BOJ memproyeksikan ukuran inflasi utama akan turun di bawah 2% pada paruh pertama tahun fiskal yang dimulai April, seiring meredanya inflasi pangan.

Sejauh ini, perusahaan makanan dan minuman menyatakan berencana menaikkan harga 1.050 produk tahun depan. Pada periode yang sama tahun lalu, perusahaan-perusahaan tersebut memproyeksikan kenaikan harga untuk sekitar 4.400 item pada 2025, menurut Teikoku Databank.

(bbn)

No more pages