Ia menambahkan, wisatawan asal Malaysia masih menjadi penyumbang utama kunjungan wisman ke Indonesia.
Widiyanti menjelaskan, berdasarkan data STR dan Horwath HTL untuk kawasan ASEAN, rata-rata pengeluaran belanja wisatawan mancanegara per kedatangan pada periode triwulan I hingga III 2025 mencapai US$1.259. Hal ini menunjukkan besarnya potensi wisata belanja dalam mendorong devisa negara.
“Dengan demikian, pada periode triwulan yang sama, sektor pariwisata menyumbangkan devisa negara sebesar US$13,8 miliar,” ujarnya.
Selain itu, pariwisata juga berkontribusi sebesar 3,96% terhadap pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia pada triwulan I hingga III 2024 berdasarkan data sementara BPS.
Ia menambahkan, estimasi dari Oxford Economics menunjukkan kontribusi sektor pariwisata terhadap PDB nasional berpotensi mencapai 4,1%. Menurutnya, capaian ini perlu terus diperkuat melalui aktivasi pariwisata yang berkelanjutan.
“Dalam pariwisata, aktivasi bukan lagi sekadar pemanis, tetapi strategi strategis untuk mendorong wisatawan berbelanja lebih banyak, tinggal lebih lama, dan memilih Indonesia sebagai destinasi favorit,” kata Widiyanti.
Indonesia Great Sale 2025 dengan tagar #BelanjaDiIndonesiaAja pun diharapkan menjadi motor penggerak wisata belanja dan ekonomi nasional.
(dec/spt)

































