Logo Bloomberg Technoz

Di sisi lain, konsumsi batu bara di Amerika Serikat (AS) cenderung menguat lantaran harga gas alam yang lebih tinggi serta kebijakan untuk menghentikan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) yang jalan di tempat. Padahal, konsumsi batu bara di AS berada pada tren melemah selama 15 tahun terakhir.

Proyeksi konsumsi batu bara. (Bloomberg)

Sementara itu, permintaan batu bara di Uni Eropa susut secara moderat setelah mengalami penurunan dua digit selama dua tahun terakhir. Di sisi lain, konsumsi batu bara di China relatif tidak bergerak dari posisi 2024.

“Terdapat banyak ketidakpastian yang memengaruhi prospek batu bara, terutama di China, di mana perkembangan mulai dari pertumbuhan ekonomi dan pilihan kebijakan hingga dinamika pasar energi dan cuaca akan terus memberi pengaruh terhadap gambaran global,” kata Sadamori.

Kenaikan absolut terbesar konsumsi batu bara hingga 2030 diperkirakan terjadi di India, dengan permintaan tumbuh rata-rata 3% per tahun, sehingga total kenaikannya melebihi 200 juta ton.

Sementara itu, pertumbuhan tercepat diperkirakan terjadi di Asia Tenggara, dengan permintaan meningkat lebih dari 4% per tahun hingga 2030.

Menurut laporan IEA, jika China mengalami pertumbuhan konsumsi listrik yang lebih cepat dari perkiraan, integrasi energi terbarukan yang lebih lambat, atau investasi yang kuat dalam gasifikasi batu bara, permintaan batu bara global bisa melampaui proyeksi.

Ketidakpastian besar juga masih ada secara global terkait laju pertumbuhan permintaan listrik di negara maju dan berkembang, pendekatan kebijakan, serta kecepatan substitusi batu bara di sektor dan wilayah tertentu.

“Secara lebih luas, tren pertumbuhan permintaan listrik dan integrasi energi terbarukan di seluruh dunia dapat memengaruhi arah batu bara,” kata Sadamori.

(naw)

No more pages