Nico menambahkan, perusahaan mengoperasikan 474 kapal tanker angkut, di mana 80% di antaranya melayani domestik dan 20% sisanya melayani 65 rute internasional.
Dalam kesempatan yang sama, Sekretaris Direktur Jenderal Migas Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Rizwi Jilanisaf Hisjam menuturkan kementeriannya sudah merancang manajemen risiko di sektor migas.
Hal tersebut tertuang dalam sejumlah aturan, mulai dari peraturan presiden (PP) hingga turunannya dalam keputusan menteri (kepmen) ESDM.
Salah satu hal yang disoroti yakni potensi serangan siber di sektor migas, di mana pada 2012 terdapat serangan perangkat lunak berbahaya (malware) yang menyerang perusahaan migas Arab Saudi, Aramco dan RasGas.
“Masih banyak lagi hal-hal yang lain terjadi sebagai contoh adanya serangan-serangan siber yang berisiko untuk keamanan berusaha. Motif dari serangan-serangan siber ini dapat berupa hack, spionase, kriminal, hingga sabotase yang berdampak sangat besar,” kata Rizwi dalam kesempatan itu.
Untuk itu, dia mendorong agar regulator hingga pelaku usaha migas untuk menyusun manajemen risiko adanya gangguan eksternal, termasuk serangan siber.
“Concern kami terkait dengan penerapan manajemen risiko di sektor ESDM untuk dapat diimplementasikan merupakan hal yang serius. Pentingnya identifikasi, evaluasi dan pengendalian berbagai risiko yang dapat membahayakan keselamatan operasional dan keberlanjutan operasi di bidang energi,” ucap dia.
Untuk diketahui, hingga akhir 2024 PIS tercatat mengelola lebih dari 700 kapal, termasuk 106 kapal milik dengan sekitar 10.000 pelaut aktif. PT Pertamina Trans Kontinental (PTK) sendiri berkontribusi terhadap 402 kapal dari total armada tersebut.
Sepanjang 2024, perusahaan menghadirkan 11 kapal tanker baru, termasuk empat Very Large Gas Carrier (VLGC). Kini, PIS memiliki tujuh tanker VLGC dengan rata-rata usia kapal hanya 3,42 tahun.
Tahun lalu, PIS membukukan pendapatan sebesar US$3,48 miliar atau tumbuh 4,48% dibandingkan dengan US$3,33 miliar pada 2023. Laba perusahaan juga naik 69,31%, dari US$329,9 juta di 2023 menjadi US$558,6 juta.
(azr/wdh)































