Logo Bloomberg Technoz

Selanjutnya, pembangkit listrik tenaga biomassa tercatat memiliki porsi sebesar 3% atau setara 3,17 GW. Lalu, pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) memiliki porsi sebesar 2,6% atau sebesar 2,74 GW.

Kemudian, pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) menyumbang sekitar 1,3% dari total pembangkit dengan kapasitas terpasang sebesar 1,37 GW. Selanjutnya, pembangkit listrik tenaga bayu (PLTB) tercatat hanya sekitar 0,1% atau baru sebesar 0,15 GW.

Tri juga menyampaikan bahwa pembangkit listrik tenaga gas batu bara (PLTGB) masuk ke dalam pembangkit EBT, dengan porsi sebesar 0,4% atau memiliki kapasitas terpasang sebesar 0,45 GW.

Pembangkit Fosil

Sementara itu, pembangkit energi fosil khususnya pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) batu bara memegang porsi terbesar dalam pembangkit listrik Indonesia yakni sebesar 55,1% atau setara 59,07 GW.

Selanjutnya,  pembangkit listrik tenaga gas (PLTG) tercatat memiliki porsi sebesar 24,5% terhadap total pembangkit listrik Indonesia. Kapasitas terpasang dari PLTG per Oktober 2025 mencapai 26,28 GW.

Terakhir, Kementerian ESDM melaporkan pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD) tercatat memiliki porsi sebesar 6% dengan total kapasitas terpasang sebesar 6,41 GW.

“Sistem tenaga listrik kita tidak bisa serta merta meninggalkan PLTU, tetapi perannya untuk menjaga keandalan ini cukup signifikan sehingga masih memerlukan sekali PLTU ini. Kita tidak bisa menutup juga bahwa tuntutan dekarbonisasi ini semakin menguat, baik dari sisi kebijakan nasional maupun dinamika ekonomi global,” ucap Tri.

(azr/wdh)

No more pages