Logo Bloomberg Technoz

"Tinggal diatur regulasinya, biar nggak makin menggangu UMKM, terutama di daerah-daerah yang belum ada akses Indomaret. Tapi bagi kami, warung madura, prinsip rezeki sudah ada takarannya. Rezeki semut, nggak mungkin tertukar dengan rejeki gajah. Tinggal kita memperbanyak semut-semut saja. Biar bisa bersaing dengan gajah," jelasnya.

"Jam oprasional, misal jangan sampai ada yang lebih dari jam 21.00 WIB. Atau mungkin dalam satu kecamatan, cukup ada satu swalayan. Jangan sampai ke desa-desa, ckup di area kecamatan," pungkasnya.

Ritel Modern Sangkal 'Bunuh' UMKM

Ketua Umum Himpunan Peritel dan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (HIPPINDO) Budihardjo Iduansjah menyangkal pernyataan yang menyebutkan ritel modern menjadi "pembunuh" Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). 

"Kami menyangkal maksudnya bukan membunuh, mungkin ada kesalahpahaman. Artinya membunuh itu kan mematikan, ternyata kan antara warung tradisional dengan segala keciriannya dan minimarket agak berbeda," katanya pada Bloomberg Technoz, dikutip Kamis (30/10/2025).

Katanya, ritel modern merupakan gaya hidup masyarakat zaman sekarang ini. Ia melanjutkan, yang menjadi pembeda antara warung tradisional dan ritel modern adalah pembukuan yang rapih hingga harga yang tertata.

"Sebenarnya ritel modern itu bukan membunuh. Itu adalah gaya hidup, kita juga setuju bahwa ada keseimbangan ritel modern dan tradisional. Kami selalu mematuhi peraturan pemerintah, bahwa Alfamart dan Indomaret banyak membantu merek lokal," tambahnya.

Kata Budi, ritel modern telah banyak mendistribusikan produk lokal. Bahkan, volumenya mencapai 80% dengan berbagai kemudahan yang diberikan.

Hal yang sama juga diungkapkan Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo), Solihin. Ia menyebut, ritel modern sudah membantu memasarkan produk UMKM sejak puluhan tahun lalu.

"Pertama, saya sebagai Aprindo, saya nggak ngerti UMKM [yang dimaksud] siapa. Saya nggak mau berdebat soal itu, Aprindo sudah sangat akrab dengan keadaan membantu UMKM. Bahkan produk UMKM ada gondola sendiri [di ritel modern]," katanya, Rabu (29/10/2025).

Solihin menyebut pihaknya telah sedari lama mendeklarasikan dan melakukan kurasi terhadap produk-produk yang dihasilkan pengusaha kecil. Artinya, ritel modern pun membutuhkan produk dari UMKM itu sendiri.

"Kita tentu sangat butuh produk UMKM dan sudah dilakukan dari lama, ini [memasarkan produk UMKM di ritel modern] sudah puluhan tahun," tambahnya.

Solihin mencontohkan salah satu UMKM di Purwakarta yang memproduksi pilus. Ia mengungkap, sebelum dipasarkan di ritel modern produk tersebut hanya menghasilkan laba kisaran jutaan rupiah.

"Kita [ritel modern] distribusikan sekarang sudah sampai miliaran rupiah. Saya yakin Aprindo itu selalu mengajak, memberikan katakanlah hal khusus [pada produk UMKM], sudah kita lakukan bertahun-tahun bukan baru saja," tegasnya.

(ain)

No more pages