Tak beda jauh, pertumbuhan kredit tercatat merata di seluruh segmen bisnis, mulai dari korporasi, usaha menengah, maupun usaha mikro, kecil, da menengah (UMKM).
Kredit korporasi naik 12,4% yoy menjadi Rp450,7 triliun, ditopang peningkatan pembiayaan kepada korporasi swasta, BUMN , dan institusi.
Sementara itu, kredit segmen menengah tumbuh 14,3% yoy, dan kredit UMKM non-KUR meningkat 13,9% YoY menjadi Rp46,3 triliun. Segmen konsumer juga tumbuh 9,6% yoy menjadi sebesar Rp150,2 triliun.
Lalu, PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN) mencatatkan kinerja penyaluran kredit tumbuh 7,0% secara tahunan (YoY) dengan nilai Rp 381,03 triliun hingga akhir kuartal III-2025.
Pertumbuhan itu tak lain ditopang oleh oleh penyaluran kredit dan pembiayaan ke sektor perumahan yang meningkat 6,4% yoy menjadi Rp 322,53 triliun dan sektor non perumahan (non-housing loan) yang naik 10,7% yoy menjadi Rp 58,49 triliun.
"Dengan dukungan pemerintah dan kerja keras BTN, semakin banyak masyarakat yang dapat menikmati kepemilikan rumah dan meningkatkan taraf hidup mereka,” ujar Direktur Utama Nixon Napitupulu.
Sementara itu, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) atau BRI berada di peringkat terakhir bank BUMN dengan penyaluran kredit hanya tumbuh 6,3% secara tahunan. Kendati persentase pertumbuhan tak melesat, namun nominal penyaluran kredit BRI tercatat berada di level jumbo, yakni mencapai Rp1.438,1 triliun.
Dari jumlah tersebut, segmen UMKM mendominasi dengan nilai Rp1.150,73 triliun atau 67,65 persen dari total portofolio kredit.
Manajemen menargetkan pertumbuhan kredit hingga akhir tahun ini akan berada dikisaran 7—9%, yang juga dipastikan akan tercapai, sejalan dengan n upaya penguatan fundamental bisnis, efisiensi pendanaan, serta peningkatan porsi dana murah (CASA) yang kini mendekati 70%.
"Kami harapkan ini bisa tetap on the track terhadap target yang sudah kami tetapkan sebelumnya," ujar Wakil Direktur Utama BRI Agus Noorsanto dalam konferensi pers secara daring.
(lav)






























