Konsistensi pembagian dividen tersebut ditopang oleh kinerja keuangan yang tetap solid hingga akhir kuartal III-2025. BRI tercatat membukukan laba bersih sebesar Rp41,2 triliun, sementara total aset mencapai Rp2.123,4 triliun.
Capaian ini didukung oleh strategi efisiensi pendanaan melalui peningkatan dana murah (CASA) yang kini mencapai 67,6% dari total Dana Pihak Ketiga (DPK).
Optimalisasi dana murah tersebut membuat biaya dana (cost of fund) BRI menurun dari 3% menjadi 2,7% dalam setahun. Struktur pendanaan yang kuat ini ikut menopang profitabilitas dan menjaga rasio pembagian dividen BRI tetap kompetitif di sektor perbankan.
Dengan modal yang kuat, BRI juga menegaskan komitmennya untuk mempertahankan kebijakan dividen secara konsisten. Viviana menyebut, Capital Adequacy Ratio (CAR) BRI berada di level 25,4%, jauh di atas ketentuan minimum yang ditetapkan regulator.
“Kinerja positif dan struktur pendanaan yang efisien menjadi dasar bagi BRI untuk terus memberikan nilai tambah bagi para pemegang saham,” ungkapnya.
Direktur Utama BRI, Hery Gunardi, menambahkan bahwa strategi pembagian dividen tersebut selaras dengan arah transformasi berkelanjutan yang dijalankan perusahaan.
“Dengan fundamental yang kuat dan transformasi yang berkelanjutan, BRI berkomitmen memberikan nilai terbaik bagi seluruh pemangku kepentingan,” tuturnya.
(dhf)































