Logo Bloomberg Technoz

Prabowo: Indonesia Harus Tetap Satu Keluarga di Tengah Perbedaan

Redaksi
29 October 2025 20:48

(Dok. Ist)
(Dok. Ist)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Presiden RI Prabowo Subianto menyerukan pentingnya menjaga persatuan nasional di tengah perbedaan dan dinamika politik. Dalam pidatonya saat menghadiri acara Pemusnahan Barang Bukti Narkoba di Lapangan Bhayangkara, Mabes Polri, Jakarta, Rabu (29/10), ia menegaskan bahwa bangsa Indonesia boleh berbeda pandangan dan bersaing dalam demokrasi, namun tidak boleh terpecah.

"Kita ini gotong-royong. Kita satu keluarga," kata Prabowo.

Lebih lanjut, Prabowo mengatakan Indonesia punya cara sendiri dalam berdemokrasi. "Demokrasi iya, berbeda partai boleh. Bersaing di pilpres (pemilihan presiden) tak masalah. Tapi sesudah pilpres kita harus bahu-membahu. Bersatu membangun bangsa," katanya.

Prabowo mengingatkan bahwa Indonesia bisa seperti saat ini karena perjuangan para pemimpin-pemimpin terdahulu. Ia juga mengingatkan bahwa kemakmuran dan kemajuan tidak akan tercapai jika energi bangsa habis dalam pertikaian dan rasa saling curiga.

“Kalau kita ribut terus, banyak negara lain yang senang. Karena kalau kita tidak bersatu, tidak mungkin kita makmur. Hotel-hotel kita akan kosong, wisatawan enggan datang, investasi pun akan ragu,” ujarnya.

Prabowo menegaskan kunci kemakmuran adalah persatuan bangsa. Ia mengingatkan kembali pentingnya nilai-nilai dasar yang terkandung dalam ideologi Pancasila. "Makanya dalam Pancasila disebutkan Persatuan Indonesia," kata dia.

Ia menambahkan bahwa bangsa Indonesia tidak boleh kehilangan semangat gotong royong yang telah menjadi ciri khas dan kekuatan utama dalam menghadapi berbagai tantangan. Menurutnya, kerja sama dan rasa kebersamaan adalah fondasi yang harus dijaga oleh seluruh lapisan masyarakat, baik pemerintah, aparat, maupun rakyat.

Pidato Prabowo juga menjadi pengingat bahwa setelah masa kompetisi politik, seluruh elemen bangsa harus kembali fokus pada pembangunan. Semangat persatuan, kata dia, menjadi pondasi agar Indonesia bisa melangkah maju di tengah situasi global yang tidak menentu.

Setahun Kebijakan Berdampak Langsung untuk Rakyat

Acara Pemusnahan Barang Bukti Narkoba yang dihadiri Presiden Prabowo juga menjadi simbol satu tahun pelaksanaan kebijakan langsung berdampak bagi rakyat di bawah kepemimpinannya.

Sepanjang periode Oktober 2024 hingga Oktober 2025, Polri berhasil menyita 214,84 ton narkotika senilai Rp29,37 triliun, menangkap 65.572 tersangka dari 49.306 kasus, serta mengungkap 22 tindak pidana pencucian uang (TPPU) dengan aset senilai Rp221,38 miliar.

Barang bukti yang dimusnahkan pada kesempatan itu mencapai 2,1 ton narkotika berbagai jenis, hasil kerja kolaboratif antara Polri, BNN, Bea Cukai, Kejaksaan, dan PPATK.

Kolaborasi tersebut menjadi wujud nyata semangat gotong royong yang juga disinggung oleh Prabowo dalam pidatonya. Upaya pemberantasan narkoba dianggap sebagai bagian penting dari menjaga ketahanan nasional dan masa depan generasi muda Indonesia.

Dalam penutup pidatonya, Prabowo kembali menekankan bahwa keberhasilan bangsa ini tidak akan bisa dicapai tanpa persatuan. Ia mengingatkan bahwa segala capaian dan kemajuan yang telah diraih merupakan hasil kerja keras seluruh elemen bangsa.

“Kalau kita ribut terus, banyak negara lain yang senang. Karena kalau kita tidak bersatu, tidak mungkin kita makmur. Hotel-hotel kita akan kosong, wisatawan enggan datang, investasi pun akan ragu,” ujarnya lagi, menegaskan pentingnya menjaga stabilitas dan keharmonisan nasional.

Pesan itu menjadi ajakan terbuka bagi seluruh rakyat Indonesia agar tidak larut dalam perbedaan, melainkan bersama-sama menjaga keutuhan dan semangat gotong royong. Bagi Prabowo, itulah kunci agar Indonesia bisa terus melangkah maju sebagai bangsa besar yang damai dan sejahtera.