Sepanjang tahun ini, Vietnam telah dilanda setidaknya 12 badai besar, yang menyebabkan hujan deras dan banjir di berbagai daerah. Bencana tersebut menewaskan setidaknya 241 orang dan menimbulkan kerugian ekonomi lebih dari 53,8 triliun dong (sekitar Rp33 triliun). Data kerusakan akibat banjir terbaru masih dikumpulkan, namun sejauh ini tercatat 181 hektare sawah dan 224 hektare lahan pertanian rusak.
Beberapa waktu lalu, Hanoi juga sempat lumpuh dua kali dalam dua minggu setelah Badai Matmo membawa hujan deras berkepanjangan, hanya beberapa hari setelah Topan Bualoi melanda.
Dengan garis pantai lebih dari 3.000 kilometer, Vietnam termasuk negara paling rentan terhadap badai di kawasan Asia Tenggara. Para ahli meteorologi menyebut deforestasi dan perubahan iklim memperburuk dampak cuaca ekstrem, sementara sistem drainase dan irigasi di perkotaan kerap tidak mampu menampung volume air yang besar.
Badan cuaca nasional memperkirakan masih akan ada dua hingga tiga badai tropis lagi yang memasuki Laut Cina Selatan sebelum akhir tahun, dengan satu atau dua di antaranya berpotensi menghantam Vietnam.
Awal bulan ini, Kementerian Pertanian Vietnam menggelar pertemuan dengan lebih dari 20 organisasi internasional untuk membahas dukungan pemulihan pasca bencana. Hingga 28 Oktober, total donasi internasional mencapai US$9,7 juta.
(bbn)































