“Lagi pula, mereka yg dapat pupuk subsidi hampir pasti tetap beli pupuk nonsubsidi karena jatah pupuk subsidi gak cukup untuk menutup keseluruhan pupuk.
Tak Turunkan Harga Beras
Khudori juga menilai bahwa penurunan pupuk subsidi ini tak serta merta menurunkan harga beras, terlebih untuk beras premium dan medium, terlebih dengan adanya Harga Pembelian Pemerintah (HPP) untuk Gabah Kering Panen (GKP).
“Jadi, kalau ditanya apa akan signifikan menekan harga beras, ya tidak. Lagipula pemerintah sudah menetapkan HPP GKP Rp6.500/kg. Di pasar harga selalu di atas itu. Ini berarti harga beras ya tak mungkin turun.” kata Khudori.
Ia mengatakan bahwa naik turunnya harga beras salah satunya ditentukan oleh harga gabah. Kalau harga gabah tetap tinggi meski ongkos produksi menurun sedikit karena penurunan harga pupuk subsidi, harga beras tetap tinggi.
“Jangan lupa, beras pun ada HET-nya. Mustahil pedagang menjual jauh di bawah HET. Saat ini dengan harga gabah tinggi beras premium masih sulit ditemui di retail modern. Karena harganya tak masuk” katanya
Alih-alih hanya menurunkan harga pupuk, untuk menstabilkan harga beras, penekanan ongkos produksi menurutnya berperan krusial terutama menyoal sewa lahan dan juga tenaga kerja.
“Ongkos produksi padi terbesar itu ada di tenaga kerja dan sewa lahan. Kedua komponen ini porsinya mendekati 80% dari total ongkos produksi. Kalau biaya tenaga kerja dan sewa lahan bisa ditekan, ongkos produksi akan turun” tutupnya
(ell)
































