Pengembangan J-10 dimulai pada 1988, dengan prototipe pertama terbang pada 1996, dan produksi direncanakan dimulai pada 2005. Dalam perkembangannya, sudah banyak varian J-10 yang sudah dihasilkan. Mereka di antaranya adalah J-10A; J-10AH; J-10S; J-10SH; J-10B; J-10B TVC Demonstrator; J-10C; dan J-10CE. Adapun, ciri-ciri umum dari J-10 adalah memiliki panjang 16,9 meter; memiliki rentang sayap 11,3 meter; dengan tinggi 5,7 meter; dan luas sayap 45,5 m².
Varian J-10 pada awalnya dilengkapi dengan radar pulse-doppler (PD) tipe 1473 yang dikembangkan oleh Institut ke-14 CETC; Tipe 1473 telah disebut radar sukses atau praktis pertama di China. Sementara, J-10B dilengkapi dengan radar dengan jenis active electronically scanned array (AESA) atau passive electronically scanned array (PESA).
Pemerintah Indonesia sempat mengatakan China telah menawarkan untuk menjual jet J-10. Pemerintah sedang memeriksa apakah pesawat yang banyak digunakan oleh angkatan udara China memenuhi persyaratan operasional dan dapat diintegrasikan ke dalam sistem Indonesia yang ada, kata Wakil Menteri Pertahanan Donny Ermawan Taufanto selama diskusi publik di Jakarta pada Juni 2025.
Dia mengatakan bahwa jet-jet itu ditawarkan selama kunjungan oleh pejabat Tentara Nasional Indonesia (TNI) Angkatan Udara Indonesia ke China, tetapi menekankan bahwa penilaian tersebut masih awal dan Indonesia belum mengirim tim untuk melakukan evaluasi teknis atau mengejar tawaran lebih lanjut.
"Ini hanya tawaran," kata Taufanto
(dov/frg)





























