Logo Bloomberg Technoz

Dalam perdagangan intraday, harga aset ini bahkan sempat menembus level US$ 4.000/troy ons. 

Perkembangan di Amerika Serikat (AS) masih menjadi perhatian pasar. Penutupan sementara (shutdown) pemerintahan presiden Donald Trump telah memasuki pekan kedua tanpa ada titik terang kapan bisa dibuka kembali.

Akibatnya, peran kebijakan fiskal dalam upaya mendorong pertumbuhan ekonomi akan sangat terbatas. Saat shutdown, pemerintahan hanya akan berfungsi alakadarnya dengan fokus di layanan publik yang memang mendesak. Bahkan Trump mewacanakan pemecatan besar-besaran terhadap pegawai negeri.

Ini menyebabkan kebutuhan akan stimulus moneter kian mendesak. Pelonggaran kebijakan moneter dengan penurunan suku bunga acuan sepertinya tidak bisa terhindarkan.

Mengutip CME FedWatch, peluang penurunan suku bunga acuan Negeri Paman Sam pada bulan ini mencapai 94,6%. 

Emas adalah aset yang tidak memberikan imbal hasil (non-yielding asset). Saat suku bunga turun, memegang emas menjadi lebih menguntungkan.

Goldman Sachs Group Inc pun memasang posisi bullish terhadap emas. Dalam proyeksi terbarunya, Goldman Sachs memperkirakan harga emas bisa mencapai US$ 4.900/troy ons pada Desember 2026. Lebih tinggi ketimbang ‘ramalan’ sebelumnya yaitu US$ 4.300/troy ons.

(aji)

No more pages