Unit utama lain yang direncanakan akan beroperasi di Triwulan IV tahun ini adalah Residue Fluid Catalytic Cracking (RFCC).
"Unit RFCC yang merupakan prioritas utama proyek RDMP Balikpapan ini akan menjadi salah satu simbol utama ketahanan energi nasional. Unit ini akan mampu mengubah residu menjadi produk bernilai tinggi dengan kapasitas 90 ribu barel per hari. Nantinya, unit RFCC ini akan menambah produk hasil pengilangan yaitu gasoline, LPG, dan bahan baku plastik propylene," terang Taufik.
Pada tahap persiapan Agustus 2025, proyek RDMP Balikpapan telah melakukan pemasukan (loading) katalis ke dalam hopper sebagai langkah penting sebelum unit RFCC dijalankan untuk pertama kali. Proyek ini memiliki tiga sasaran utama: meningkatkan kapasitas pengolahan kilang dari 260 ribu menjadi 360 ribu barel per hari, meningkatkan kualitas produk dari standar Euro 2 ke Euro 5 yang lebih ramah lingkungan, serta menaikkan kompleksitas kilang dari indeks NCI 3,7 menjadi 8,0 guna mendorong efisiensi dan memperluas jangkauan produk.
Selain memperkuat ketahanan energi nasional, RDMP Balikpapan juga memberi kontribusi signifikan dalam menggerakkan perekonomian daerah maupun nasional.
"Proyek ini memberikan kontribusi terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional maupun Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) daerah, serta memberikan multiplier effects yang luar biasa, mulai dari penyerapan tenaga kerja hingga tumbuhnya sentra-sentra ekonomi baru dan berbagai peluang usaha lainnya,” tambahnya.
Taufik menyampaikan bahwa proyek RDMP ini juga memicu pertumbuhan pusat-pusat ekonomi baru di sekitar lokasi yang mendorong aktivitas perdagangan, jasa, dan industri penunjang. “Dampak positifnya terlihat dari penyerapan hingga 24.000 tenaga kerja pada puncak konstruksi. UMKM, warung-warung makan, laundry, kendaraan pengantaran, rumah kontrakan semuanya kebanjiran rezeki,” terangnya.
Pada akhirnya, penyelesaian proyek ini diharapkan dapat memperkokoh ketahanan, kedaulatan, dan kemandirian energi nasional. "Dengan dukungan penuh pemerintah, masyarakat, serta semua pemangku kepentingan, Proyek RDMP Balikpapan dan Lawe-Lawe akan menjadi tonggak penting dalam memperkuat kemandirian energi nasional, mengurangi ketergantungan impor produk, serta meningkatkan daya saing industri migas Indonesia di tingkat global," jelas Taufik.
(tim)

































