Kedua pihak kabarnya telah menjalin perbincangan terkait akuisisi tersebut. CDIA bahkan dikabarkan telah menunjuk satu financial advisory untuk membantu rencana akuisisi.
Sehingga, jika tidak ada aral melintang, kedua pihak akan mencapai kesepakatan dalam waktu yang tidak terlalu lama lagi.
Bloomberg Technoz mencoba mengonfirmasi isu ini ke sejumlah pihak terkait, termasuk manajemen PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA), induk CDIA. Direktur TPIA, Suryandi, menyatakan belum dapat memberikan tanggapan lebih lanjut terkait isu tersebut.
Sementara, Corporate Communication Barito Pacific Group Angelin mengatakan informasi itu bukan berasal dari perusahaan. "Informasi tersebut tidak benar, dan bukan berasal dari sumber resmi perusahaan atau grup."
Corporate Affairs Director CDI Group Merly juga mengatakan, isu rencana pengambilalihan ExxonMobil tidak benar. Seluruh informasi material terkait kegiatan usaha, aksi korporasi, maupun kerja sama strategis akan selalu disampaikan melalui keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia dan situs resmi Perusahaan.
“Kami mengimbau publik dan pemegang saham agar hanya merujuk pada pengumuman resmi serta tidak mendasarkan keputusan investasi pada isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan,” ujarnya dalam keterangan tertulis, dikutip Kamis (25/9/2025).
Sedang ExxonMobil enggan berkomentar terkait dengan rumor afiliasi Prajogo Pangestu itu mengambilalih bisnis perseroan di Indonesia. Perwakilan ExxonMobil mengatakan perseroan bakal tetap fokus pada bisnis dan operasi yang saat ini berjalan di Indonesia.
Belum ada spesifikasi aset mana yang kabarnya akan diambilalih, namun sebagai informasi, ExxonMobil merupakan perusahaan multinasional dengan banyak aset di banyak negara. Di Indonesia, ExxonMobil memiliki sejumlah aset strategis yang tersebar di sektor hulu maupun hilir. Mengutip situs resmi perusahaan, salah satu portofolio utama adalah kepemilikan di Blok Cepu, Jawa Timur, yang dioperasikan melalui ExxonMobil Cepu Limited (EMCL).
Blok ini mencakup Lapangan Banyu Urip dan Kedung Keris, dengan total produksi kumulatif telah melampaui 650 juta barel minyak mentah.
Selain itu, ExxonMobil juga mengelola bisnis hilir melalui PT ExxonMobil Lubricants Indonesia (EMLI). Entitas ini menaungi merek pelumas Federal Oil serta fasilitas blending di Cilegon, Banten, dengan kapasitas 700 ribu barel per tahun.
Perusahaan juga mengoperasikan infrastruktur penyimpanan dan distribusi, termasuk Floating Storage and Offloading (FSO) Gagak Rimang di lepas pantai Jawa Timur.
Di luar itu, ExxonMobil Indonesia tengah mengembangkan inisiatif energi bersih, termasuk penjajakan proyek Carbon Capture and Storage (CCS) bersama mitra nasional.
Dengan atribusi Nyoman Ari Wahyudi
Artikel ini telah mendapat update pada sejumlah paragraf.
Disclaimer: Artikel ini hanya bersifat informasi, bukan ajakan atau rekomendasi atas saham tertentu. Keputusan investasi tetap ada di tangan investor. Bloomberg Technoz tidak bertanggung jawab atas kerugian yang investasi yang mungkin terjadi.
(naw/dhf)































