Para ekonom yang disurvei oleh Bloomberg juga memperkirakan inflasi tahun ini akan rendah di level 1,8%, lebih lambat dibanding prediksi sebelumnya 1,9%. Sedangkan tahun depan, inflasi diprediksi naik ke kisaran 2,6%, lebih tinggi dibanding perkiraan awal 2,55%.
Adapun perkiraan tingkat BI Rate, ekonom memprediksi tingkat bunga acuan akhir tahun ini akan di level 4,5% yang mencerminkan akan ada sekali kali lagi pemotongan sebelum tutup tahun.
Level BI Rate akan makin rendah tahun depan, diperkirakan di level 4,25% sampai akhir semester 1-2026.
"Keputusan Bank Indonesia memangkas bunga acuan tiga kali beruntun kendati tekanan pada rupiah masih terjadi, mencerminkan fokus kebijakan yang bergeser lebih tegas mendukung pertumbuhan permintaan domestik dan memastikan laju PDB riil mendekati target awal yaitu 5,2%. Ini, bersama paket fiskal yang diumumkan pemerintah pada semester kedua, akan menstimulasi perekonomian ketika inflasi masih berada dalam kisaran target tahunan," komentar Ahmad Mobeen, Senior Economist S&P Global Market Intelligence, dilansir dari Bloomberg News.
Pemerintah bersama DPR telah menyepakati RAPBN 2026 dan parlemen kemarin mengesahkannya menjadi Undang-Undang. Defisit fiskal disepakati sebesar 2,68% dari PDB atau sebesar Rp698,15 triliun. Angka itu naik dari rencana semula sebesar 2,48% dari PDB.
Dalam Rapat Paripurna pengesahan di Gedung Parlemen kemarin, Ketua Badan Anggaran DPR-RI Said Abdullah mengatakan, arah kebijakan pertumbuhan yang selama ini bertumpu pada utang akan diganti berbasis pendapatan, di mana perubahan tersebut akan berdampak besar pada disiplin fiskal.
Menurut Menkeu Purbaya, pengelolaan utang harus disesuaikan dengan kondisi ekonomi. "Kalau ekonomi lagi kencang, ya harus dikurangi utang, tapi kalau ekonomi butuh stimulus, ya kita kasih stimulus dari ekonomi, dan mungkin dalam hal itu akan harus menambah utang. Jadi itu utamanya. Jadi, batas-batas utang itu harusnya enggak kaku, tapi tergantung pada kondisi ekonomi," kata Purbaya.
Kenaikan risiko defisit fiskal menurut Menkeu Purbaya masih aman karena masih di bawah batas 3%. "Kita jaga di bawah 3% jadi masih amat prudent," tandasnya.
Berikut perincian UU APBN 2026 sesuai keputusan Rapat Paripurna kemarin:
- Pertumbuhan Ekonomi: 5,4%
- Inflasi: 2,5%
- Nilai Tukar Rupiah: Rp16.500/US$
- Suku bunga SBN 10 tahun: 6,9%
- Hanya Minyak Mentah Indonesia (ICP): US$ 70/barel
- Lifting Minyak Bumi: 610.000 barel per hari (bopd)
- Lifting Gas Bumi: 984.000 barel barel setara minyak pe hari (boepd)
Target Sasaran Pembangunan:
- Tingkat pengangguran terbuka: 4,44% - 4,96%,
- Tingkat kemiskinan: 6,5% - 7,5%
- Tingkat Kemiskinan Ekstrem: 0%-0,5%
- Rasio Gini: 0,377 - 0,380
- Indeks Modal Manusia: 0,57
- Indeks Kesejahteraan Petani: 0,7731
- Proporsi Penciptaan Lapangan Kerja Formal: 37,95
- GNI (Pendapatan Nasional Bruto) per Kapita: US$ 5,520
-- update pada capaian pertumbuhan ekonomi kuartal II secara kuartalan.
(rui)
































