Hong Kong terakhir kali dihantam super topan pada September 2023, ketika Topan Saola—yang dikategorikan sebagai salah satu badai terkuat di wilayah itu—menghentikan seluruh penerbangan selama 20 jam. Sebelumnya, pada Juli, Topan Wipha memaksa penghentian layanan bandara selama 13 jam.
Rencana penutupan bandara ini menegaskan risiko yang dihadirkan Ragasa terhadap 7,5 juta penduduk Hong Kong dan perekonomiannya. Menurut Hong Kong Observatory, Ragasa telah meningkat menjadi super topan dengan kecepatan angin mencapai 230 kilometer per jam di dekat pusatnya, setara dengan badai Kategori 4.
Bandara Hong Kong rata-rata melayani 1.100 penerbangan dan 190.000 penumpang per hari, dengan total 58 juta penumpang dalam 12 bulan terakhir hingga Agustus. Cathay Pacific Airways Ltd, yang menguasai 45% penerbangan di bandara tersebut, diperkirakan akan terkena dampak paling besar.
Cathay Pacific dalam pernyataan di situs resminya mengatakan telah membebaskan biaya perubahan tiket agar penumpang bisa mengatur ulang perjalanan lebih mudah. Maskapai lokal lainnya juga membebaskan penalti untuk penerbangan pada 23–25 September.
Langkah penghentian operasional ini juga dimaksudkan untuk menghindari kejadian seperti pada Topan Koinu, Oktober 2023 lalu, ketika lebih dari 10.000 penumpang terlantar semalam karena badai datang lebih cepat dari perkiraan. Saat ini, maskapai sedang menyiapkan penjadwalan ulang penerbangan jarak jauh untuk meminimalisir gangguan, sementara layanan penerbangan jarak dekat yang berangkat Selasa kemungkinan tidak bisa kembali sesuai jadwal, menurut sumber yang sama.
Pesawat yang tidak beroperasi akan diterbangkan keluar dari Hong Kong untuk menghindari kerusakan akibat puing. Beberapa penerbangan kargo terbatas mungkin bisa beroperasi kembali pada Rabu malam, meski belum ada keputusan final.
Ragasa—berasal dari bahasa Filipina yang berarti “gerak cepat”—pada Senin pagi tercatat berada di Selat Luzon, sekitar 1.100 kilometer tenggara Hong Kong. Pemerintah Filipina telah menangguhkan kegiatan kerja dan sekolah di Manila Raya serta hampir 30 provinsi akibat prediksi hujan deras.
Berdasarkan perkiraan jalur badai, Ragasa kemungkinan akan menghantam Hong Kong sebelum mendarat di Provinsi Guangdong pada Rabu, kata Hong Kong Observatory.
(bbn)






























