Logo Bloomberg Technoz

Jikalau akhirnya hendak mengganti iPhone miliknya, maka seri di bawah iPhone 17 bakal menjadi pertimbangan. Sebab, dari segi spesifikasi dan bentuk fisiknya tidak jauh berbeda.

Mei juga menyarankan kepada pengguna iPhone di Indonesia lain untuk dapat memilih iPhone 17. Karena secara pribadi, dia menyukai desain dari model standar (base model) dari iPhone 17 series.

“Buat orang yang mengejar produktivitas, kayaknya iPhone Air ini kurang worth it buat dipakai sehari-hari. Dari segi spesifikasi sangat mirip dengan iPhone 17 base model tetapi punya daya baterai yang jauh lebih kecil, bedanya hampir 500 mAh dengan varian iPhone17. Selain itu, kamera juga cuma punya satu lensa,” beber Mei.

iPhone Air. (dok: Apple)

Dia menilai dengan spesifikasi yang kurang mendukung untuk produktivitas, selisih harga iPhone Air terlalu mahal dengan iPhone 17.

Sebagai informasi, iPhone Air memiliki perbedaan harga sekitar US$200 atau setara dengan Rp3,2 juta (kurs Rp16.430/US$) dengan iPhone 17. Harga iPhone Air US$999 atau sekitar Rp16,4 juta, sedangkan iPhone 17 senilai US$799 atau setara dengan Rp13,1 juta.

Meski demikian, wanita berusia 23 tahun tersebut memandang produk Apple mempunyai pangsa pasarnya tersendiri, di tengah adanya peluang kenaikan harga dari pajak dan/atau bea masuk ke Indonesia.

Seri iPhone 17 diperkirakan akan hadir ke Tanah Air pada Oktober 2025 mendatang. Di samping itu, Samsung Galaxy S25 Edge diprediksi mengalami penurunan harga terkait peluncuran iPhone 17 series.

“Sebagai pengguna iPhone, kadang yang lebih sering jadi pertimbangan itu bukan tentang pilih iPhone atau Android, tapi tentang pilih iPhone generasi sebelumnya atau yang terbaru,” kata Mei.

Pilih iPhone Sesuaikan Kebutuhan dan Kemampuan Finansial

Senada dengan Mei, seorang pekerja di Jakarta bernama Josua menyebut belum berniat untuk upgrade ke iPhone 17. Namun dia hendak mengganti smartphone=nya di bawah seri terbaru keluaran Apple tersebut.

Josua punya pertimbangan dan saran bahwa jika ingin upgrade ke iPhone 17, mereka perlu menyesuaikan dengan kebutuhan serta kemampuan finansialnya. Percuma jika sudah mengganti perangkat, namun pemakaiannya hanya sebatas telepon atau kirim dan balas pesan teks (chatting).

“Tapi nggak memanfaatkan atau bahkan nggak ngerti cara kerja fitur-fitur unggulannya kayak foto ada AI (kecerdasan buatan) -nya kah dan lain-lain,” imbuh Josua dalam kesempatan yang sama. 

Dia juga menyoroti masih cukup tingginya minat publik terhadap iPhone 17. Lantaran masyarakat Indonesia sudah lebih paham dengan sebuah brand seperti ada harga, ada kualitas.

Kemudian, lanjut Josua, pola hidup zaman sekarang khususnya anak muda, semisal Gen Z atau milenial, lebih ke arah glamor. Asalkan nongkrong di kafe dan iPhone mereka ditaruh di atas meja, tetapi keadaannya terbalik agar tampak logo Apple.

“Coba diperhatiin anak muda yang tadi, kalo HP yang bukan iPhone ‘berboba-boba' gitu, pasti enggak ditaruh di meja dengan tongolin logonya. Belum lagi kan kalo nggak salah fitur AI iPhone ada agak aneh tuh daripada brand lain. Kurang perfect lah edit foto AI-nya,” terang Josua.

Dihubungi terpisah, salah seorang pekerja media, Fajar Satriyo juga tak ingin mengganti iPhone miliknya ke iPhone 17. Smartphonenya selama ini pun telah ia pakai untuk berbagai kebutuhan. “Dan enggak terlalu mementingkan fitur terbaru yang tersemat di iPhone 17,” kata Fajar kepada Bloomberg Technoz, Jumat (12/9/2025).

Seperti saran Josua, pria berumur 25 tahun itu pun mengusulkan kepada pengguna iPhone di Indonesia untuk lebih menyesuaikan kebutuhannya jika ingin mengganti ponsel pintarnya ke seri iPhone 17. Fajar merekomendasikan jika mereka hendak mencari perangkat untuk multitasking, maka bisa memilih iPhone 17 atau iPhone Air.

Menurut dia, sebagai pengguna iPhone, iPhone Air layak untuk diincar. Dibandingkan iPhone 17e yang diperkirakan bakal keluar pada awal 2026. “Cuman balik lagi penggunaannya untuk apa dan kebutuhannya apa,” kata Fajar.

iPhone Punya Pasar Tersendiri

Mirip dengan pernyataan Mei, Fajar juga menyebut iPhone akan selalu mempunyai pasar tersendiri di Indonesia, terlepas adanya pesaing Samsung maupun merk ponsel dari China. Dia menilai smartphone milik Apple tersebut sudah jelas market-nya sebagai gaya hidup seseorang.

“Lalu juga secara software menurutku masih bisa cukup lama dapat update. iPhone juga masih bisa laku dijual meski kondisinya second , dengan harga yang tidak turun jauh dibanding pesaingnya yang kerap anjlok ketika dijual second,” tandas Fajar.

(far/wep)

No more pages