Hanya saham PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) yang melemah. Saham ini sempat dibuka naik 10 poin ke level Rp4.430/saham, sebelum akhirnya melemah ke level Rp4.380/saham.
Sesuai arahan Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa, kas negara senilai Rp200 triliun yang disimpan di Bank Indonesia (BI) dialihkan ke Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) mulai hari ini, Jumat (12/9/2025).
Purbaya mengatakan, uang tersebut akan diterima oleh empat Himbara yakni Bank Mandiri, Bank Negara Indonesia (BNI), Bank Rakyat Indonesia (BRI), dan Bank Tabungan Negara (BTN). Dua lainnya adalah Bank Syariah yakni Bank Syariah Indonesia dan Bank Syariah Nasional (BSN).
"Besok sudah mulai masuk ke 6 Bank, Himbara. ujar Purbaya kepada wartawan di sela Agenda Great Lecture Institute di Jakarta, Kamis (11/9/2025) kemarin.
Purbaya mengatakan, nantinya seluruh Bank tersebut akan mendapat jatah porsi dari total pengalihan anggaran itu. Hanya saja, dia belum menjelaskan berapa perincian porsi yang ditujukan ke enam bank itu.
Dia mengatakan itu akan diatur oleh otoritas fiskal negara. "Ada proporsinya, beda-beda. Nanti kita atur," jelasnya, dalam kesempatan terpisah kepada wartawan di Kompleks Parlemen Jakarta.
Purbaya sebelumnya memang berencana memindahkan anggaran negara yang selama ini disimpan di Bank Indonesia untuk dialihkan dan ditempatkan ke Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) dengan nominal mencapai Rp200 triliun.
Rencana tersebut dilakukan sebagai bagian dari upaya pemerintah dalam menggenjot pertumbuhan ekonomi dalam negeri.
"Saya sudah lapor ke Presiden [Prabowo Subianto], saya akan taruh uang ke sistem perbankan. Besok saya taruh Rp200 triliun," ujarnya dalam rapat dengar pendapat (RDP) bersama Komisi XI DPR di Jakarta, Rabu (10/9/2025).
Purbaya mengatakan, uang yang akan ditarik tersebut berasal dari kas negara yang selama ini di simpan di Bank Indonesia (BI) dengan nilai total mencapai Rp425 triliun.
Tetapi, otoritas fiskal negara menggarisbawahi penggunaan dana tersebut tidak dapat digunakan oleh bank untuk membeli instrumen investasi seperti Surat Berharga Negara (SBN) dan Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI).
"Kita sudah bicara dengan pihak Bank, jangan beli SRBI dan SBN," tegas Purbaya.
***Dengan asistensi Sultan Ibnu Affan***
(dhf)































