Logo Bloomberg Technoz

Pada tujuh bulan pertama 2025, impor batu bara China dari Indonesia ambruk 18% secara tahunan. Sementara dari Mongolia dan Australia turun 5% dan 4%.

Padahal China adalah konsumen batu bara terbesar dunia. Apa yang terjadi di China akan sangat mempengaruhi pembentukan harga.

Coal power plant./dok. Bloomberg

Analisis Teknikal

Jadi bagaimana ‘ramalan’ harga batu bara untuk hari ini? Apakah akan ada penurunan lima hari beruntun?

Secara teknikal dengan perspektif harian (daily time frame), batu bara terbenam di zona bearish. Tercermin dari Relative Strength Index (RSI) yang sebesar 16.

RSI di bawah 50 mengindikasikan suatu aset sedang dalam posisi bearish. RSI batu bara juga sudah jauh di bawah 30, yang berarti sangat jenuh jual (oversold).

Sinyal oversold kian terasa dengan indikator Stochastic RSI yang sudah menyentuh 0. Paling kecil, sangat jenuh jual.

Dengan demikian, sebenarnya harga batu bara bisa naik hari ini. Maklum, koreksinya sudah lumayan dalam sehingga menyimpan potensi technical rebound.

Cermati pivot point di US$ 102/ton. Dari situ, harga batu bara bisa menguji resisten US$ 104/ton yang merupakan Moving Average (MA) 5. 

Resisten lanjutan ada di rentang US$ 106-108/ton. Target paling optimistis atau resisten terjauh adalah US$ 112/ton.

Sementara target support terdekat adalah US$ 96/ton. Penembusan di titik ini berisiko melongsorkan harga batu bara ke arah US$ 93/ton.

(aji)

No more pages