Situasi itu membuat Antam mesti mempercepat proyek pabrik di Gresik tersebut untuk bisa memperbesar porsi pembelian emas dari PTFI.
Rencanannya, pabrik itu bakal menghasilkan 5 juta keping logam mulia batangan dan koin serta emas industri setiap tahunnya.
Adapun, Antam telah menekan perjanjanjian jual beli dengan PTFI sekitar 30 ton emas dari fasilitas precious metal refinery (PMR), bagian smelter katoda tembaga PTFI di Gresik, Jawa Timur.
Manuver itu makin krusial di tengah pendapatan Antam yang bertumpu pada penjualan emas.
Sepanjang semester I-2025, penjualan emas melesat 163% secara tahunan menjadi Rp49,54 triliun, setara 84% dari total pendapatan perseroan.
Sementara itu, cadangan emas Antam di Pongkor hanya sekitar 5 ton. Rencanannya, produksi emas dari tambang ini mencapai 1 ton setiap tahunnya.
“Ini konsisten dengan main plan kami untuk memproduksi sisa cadangan yang tadi tersisa 5 ton,” tuturnya.
Di sisi lain, harga emas sendiri diproyeksi masih akan fluktuatif karena bergantung dengan gejolak geopolitik dan ekonomi global.
Saat ini, kondisi global mendorong harga emas dunia ke level tertinggi sepanjang sejarah, US$3.650 per troy ounce pada 9 September lalu.
Prediksi sejumlah analis internasional bahkan menyebut harga bisa tembus US$3.800.
“Kami tetap konservatif dalam mengantisipasi risiko fluktuasi harga emas,” ujarnya.
(art/naw)





























