Logo Bloomberg Technoz

Lalu, pipa transmisi gas Semarang—Solo—Yogyakarta sebesar Rp882,5 miliar, jargas rumah tangga Rp477 miliar, serta alokasi infrastruktur pada PNBP yaitu pipa gas bumi Cisem dan Dusem serta pengawasannya sebesar Rp2,3 triliun.

Selanjutnya, Ditjen Ketenagalistrikan (Gatrik) dianggarkan sebesar Rp6,07 triliun, termasuk alokasi infrastruktur bantuan pasang baru listrik (BPBL) senilai Rp835 miliar, pengawasan BPBL Rp29,5 miliar, dan Lisdes Rp5 triliun.

Berikutnya, Badan Geologi ESDM mendapatkan anggaran sebesar Rp1,82 triliun, termasuk alokasi survei sumber daya alam Rp64,5 miliar, studi kajian migas di 10 open area dan penawaran promosi untuk penyiapan penawaran wilayah kerja (WK) migas Rp85 miliar, serta eksplorasi migas Rp502,2 miliar.

Lalu, renovasi gedung penyimpanan eksplorasi SDA Rp15 miliar, pembangunan kapal Geomarin V Rp100,5 miliar, pembangunan kapal pengeboran mineral Rp40,8 miliar, eksplorasi mineral Rp202 miliar, eksplorasi batu bara Rp156 miliar, dan renovasi data storage serta laboratorium geologi kelautan Rp29,9 miliar.

Selanjutnya, Ditjen Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) mendapatkan anggaran senilai Rp937 miliar, termasuk alokasi pembangkit listrik pembangkit surya (PLTS) Rp460 miliar. 

Kemudian, pompa air tenaga surya (PA-TS) Rp40 miliar, perencanaan dan monev infrastruktur EBTKE RP26,18 miliar, pemetaan potensi dan pengawasan EBT RP57,1 miliar, dan pembangkit listrik tenaga mikro hidro (PLTMH) Rp53,93 miliar.

Sementara itu, Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) ESDM mendapatkan anggaran Rp729 miliar dan telah termasuk alokasi anggaran pendidikan sebesar Rp165,1 miliar.

Setelah itu, Ditjen Mineral dan Batubara (Minerba) mendapatkan anggaran sebesar Rp679,7 miliar. Lalu, Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) dianggarkan senilai Rp323,3 miliar.

Adapun, Setjen ESDM mendapatkan anggaran sebesar Rp565,2 miliar, Inspektorat Jenderal (Itjen) ESDM mendapatkan Rp138 miliar, Badan Pengelola Migas Aceh (BPMA) dianggarkan sebesar Rp102,3 miliar, Ditjen Penegakan Hukum (gakkum) sebesar Rp70 miliar, Setjen Dewan Energi Nasional (DEN) sebesar Rp77 miliar.

Percepatan Infrastruktur

Dalam kesempatan yang sama, Wakil Menteri ESDM Yuliot Tanjung mengungkapkan anggaran sebesar Rp21,6 triliun tersebut akan difokuskan untuk percepatan pembangunan infrastruktur di bidang energi.

Antara lain, pembangunan jaringan gas, pembangunan pipa gas untuk kebutuhan industri, serta percepatan peningkatan produksi gas hingga mineral dan batu bara.

“Ini dampaknya ke depan itu adalah bagaimana juga dengan adanya peningkatan produksi. Juga penerimaan negara itu juga akan terjadi peningkatan,” kata Yuliot ditemui setelah rapat kerja bersama Komisi XII DPR RI, Rabu (3/9/2025).

Menurut Yuliot, kegiatan eksplorasi di sektor ESDM akan kembali digencarkan mulai tahun depan. Nantinya, anggaran negara akan turut membantu proses eksplorasi komoditas minerba dan gas.

Dia berharap dukungan dana dari APBN tersebut dapat mempercepat proses eksplorasi gas dan minerba. Terlebih, sebelumnya proses eksplorasi diserahkan ke badan usaha dan dinilai memakan waktu yang cukup lama.

“Dengan disiapkan data-data lebih lengkap dari pemerintah, termasuk data eksplorasi. Kita mengharapkan proses pengumpulan data oleh badan usaha tidak terlalu lama,” pungkas Yuliot.

Untuk diketahui, anggaran Kementerian ESDM pada tahun ini mencapai Rp9,38 triliun. Alokasi anggaran paling besar diberikan untuk unit Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Ditjen Migas), yakni Rp4,82 triliun pada 2025.

Anggaran Kementerian ESDM pada tahun ini  juga resmi dipangkas sebesar Rp1,65 triliun, imbas pelaksanaan Instruksi Presiden No. 1/2025 tentang Efisiensi Belanja dalam Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2025.

(azr/wdh)

No more pages