Logo Bloomberg Technoz

"Pasti belum dan tidak sempurna. Tugas kita terus memperbaiki kualitas demokrasi dengan beradab tidak dengan anarki, intimidasi serta represi," ujarnya. 

Sri Mulyani juga mengatakan tugas negara harus dilakukan dengan amanah, kejujuran, integritas, dan kepatutan, profesional, transparan, akuntabel, dan dilarang korupsi. Dia mengeklaim tugasnya kompleks karena memerlukan kebijaksanaan, empati, dan kepekaan. 

"Terima kasih kepada seluruh masyarakat umum termasuk netizen, guru, dosen, mahasiswa, media masa, pelaku usaha UMKM, koperasi, usaha besar, dan semua pemangku kepentingan yang terus menerus menyampaikan masukan, kritikan, sindiran bahkan makian, juga nasihat. Juga doa dan semangat untuk kami berbenah diri. Itu adalah bagian dari proses membangun Indonesia," ujarnya. 

Nama Sri Mulyani memang belakangan mencuat belakangan sebab viral beredar potongan video dirinya yang mengatakan guru adalah beban negara. Dalam perkembangannya, hal tersebut telah dibantah oleh Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Informasi Kemenkeu RI Deni Surjantoro yang menyebut hal tersebut adalah hoaks, "hasil deepfake dan potongan tidak utuh dari pidato Menkeu dalam Forum Konvensi Sains, Teknologi, dan Industri Indonesia di ITB pada 7 Agustus lalu."

Akibatnya, Bendahara Negara mendapatkan 'hadiah' berupa 100 karangan bunga yang berisi pesan keprihatinan atas nasib para guru dan dosen di seluruh Indonesia. Karangan bunga ini dikirim langsung dan berjejer rapi ke kantor Kementerian Keuangan di Jakarta, Rabu (26/8/2025) lalu. 

"Ultahmu Dirayakan Hak Dosen Dilupakan. Ingat Tukin Dosen Bukan Beban, tapi Utang!" demikian tulisan yang tercantum dalam karangan bunga. 

"Jika Kami Bukan Beban Kesejahteraan Kami Mohon Ditingkatkan." terdapat pula pesan ini.

(dov/frg)

No more pages