Trump menggandakan tarif pada India menjadi 50% pekan ini, tertinggi di Asia, sebagai hukuman atas impor minyak Rusia oleh negara tersebut. Tarif ini akan sangat berdampak pada industri padat karya seperti tekstil dan perhiasan, dan berisiko merusak daya saing ekspor India dibandingkan pesaing seperti China dan Vietnam.
Citigroup Inc memperkirakan tarif tersebut akan mengurangi pertumbuhan tahunan India sebesar 0,6–0,8 poin persentase.
Kekhawatiran tarif mendorong rupee India ke rekor terendah terhadap dolar AS pada Jumat. Mata uang lokal diperdagangkan jadi 88,2388 per dolar pada pukul 14.25 waktu setempat, turun hampir 0,61%, melampaui rekor terendah sebelumnya 87,9563 pada Februari.
Rupee adalah mata uang dengan kinerja terburuk di Asia tahun ini, tertekan oleh arus keluar modal asing yang terus-menerus dari pasar saham lokal.
Pemerintah India mengecam tarif tersebut tidak adil, dan menyatakan akan terus membeli minyak Rusia selama menguntungkan secara finansial.
AS dan India awal tahun ini menandatangani perjanjian kerangka kerja kesepakatan dagang bilateral, berkomitmen untuk menyelesaikan tahap pertama perjanjian tersebut pada musim gugur (sekitar September) tahun ini.
New Delhi, kata pejabat tersebut, akan terus bekerja sama dengan Washington untuk mencapai kesepakatan dagang bilateral tersebut meski belum ada tanggal yang ditetapkan untuk tahap perundingan berikutnya.
Tim perdagangan AS, yang dijadwalkan tiba di India pada 25–29 Agustus untuk menghadiri tahap keenam perundingan dagang, menunda kunjungannya.
Menurut pejabat tersebut, kesepakatan dagang antara kedua negara tidak dapat ditandatangani hingga tarif resiprokal dan bea masuk sekunder atas pembelian minyak Rusia dihapus.
(bbn)

































