Logo Bloomberg Technoz

Permasalahannya, dia juga menggarisbawahi bahwa volume kuota impor BBM oleh operator SPBU swasta sebenarnya tidak dikurangi oleh pemerintah. 

Justru, tegas Bahlil, pemerintah memberikan kuota tambahan 10% kepada SPBU swasta untuk tahun ini. Menurutnya, alokasi tambahan kuota tersebut sudah cukup besar dan diberikan untuk periode per enam bulan. 

“Jadi contoh, kalau pada 2024 si perusahaan A mendapat [kuota] 1 juta [kiloliter/kl] maka di 2025 dia mendapat 1,1 juta [kl], dan itu sudah kita lakukan,” tegas Bahlil. 

Bahlil menjelaskan hal itu dilakukan untuk menjaga neraca komoditas ihwal ekspor dan impor minyak di Tanah Air.

“Karena ini terkait dengan neraca ekspor impor kita. Saya pikir bukan kita memilih kasih, semuanya kita kasih. Akan tetapi, kan harus ada juga bagian-bagian yang kita harus jaga tentang kondisi negara kita,” jelasnya.

Tekan Impor

Di sisi lain, Bahlil menuturkan pemerintah tengah menekan impor minyak dari negara lain. Toh, tegasnya, stok minyak dalam negeri saat ini masih banyak.

“Kalau kita impor, stok [minyak ] kita masih ada, gimana ya. Kita ini mengurus negara, tidak mengurus perusahaan-perusahaan."

Dihubungi terpisah, pakar industri migas mengungkapkan penyebab kelangkaan pasokan BBM di sejumlah jaringan SPBU Shell dan BP-AKR adalah karena perubahan aturan durasi impor oleh pemerintah.

“⁠Berita yang kami terima dari kalangan industri migas adalah masalah izin, syarat, dan ketentuan impor diubah durasinya,” kata Direktur Utama Petrogas Jatim Utama Cendana (PJUC) Hadi Ismoyo saat dihubungi, Kamis (28/8/2025).

“Walhasil, tidak mudah SPBU swasta tersebut menyesuaikan diri.”

Hadi mengelaborasi biasanya badan usaha (BU) hilir migas swasta mengajukan izin impor BBM dengan durasi 12 bulan atau 1 tahun sekali. Akan tetapi, sejak 2025 atau tahun ini, ketentuan itu ternyata diubah menjadi 6 bulan sekali.

Dengan demikian, ongkos logistik dan perangkat pendukung pun perlu diatur ulang oleh operator SPBU.

“Akhirnya yang terjadi justru kelangkaan dan kegaduhan,” tuturnya. 

Suasana sepi di SPBU BP-AKR di jalan Minangkabau Barat, Jakarta, Rabu (27/8/2025). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Untuk itu, dia menyarankan sebaiknya kondisi dan tata kelola yang selama ini sudah berjalan dengan baik, tidak perlu diubah sehingga menimbulkan kegaduhan di masyarakat.

“Hal-hal yang sudah berjalan baik, jangan di utak-atik, malah bikin ribut dan gaduh dalam kondisi ekonomi yang tidak baik baik saja ini,” ujarnya.

Ketika regulasi izin impor diubah, kata dia, SPBU swasta butuh waktu menyesuaikannya. Kondisi ini berbeda dengan SPBU milik negara, yakni Pertamina, yang masih memiliki kilang sendiri dan stok tangki yang tersebar di banyak wilayah.

Dengan demikian, perubahan regulasi tidak akan berpengaruh bagi perusahaan pelat merah tersebut.

Lebih jauh, Hadi berpandangan kelangkaan BBM di SPBU swasta yang berulang kali terjadi pada tahun ini bukan persoalan manajemen perusahaan.

Di sisi lain, dia juga menepis dugaan bahwa kelangkaan BBM di SPBU swasta akibat permintaan yang tinggi. Menurutnya, permintaan BBM cenderung stabil di tengah kondisi ekonomi yang sedang tidak baik-baik saja.

⁠Demand-biasa biasa saja di tengah kondisi ekonomi yang masih low growth 4,8%—5,12%. Tidak ada kenaikan [konsumsi] BBM secara signifikan,” jelas Hadi.

Sebelumnya, warganet menyatakan kelangkaan stok sejumlah jenis BBM di beberapa SPBU Shell terjadi sejak akhir pekan lalu. Salah satu warganet bernama Bekti telah menyatakan jenis BBM Shell V-Power susah ditemukan pada Jumat (22/8/2025).

Kok sekarang V-Power susah ya, ga semua SPBU ada. Katanya sudah out of stock, kata karyawan jadi nunggu berbulan-bulan normal lagi,” tulis Bekti di kolom komentar Instagram Shell.

Selain Shell, perusahaan migas asal Inggris BP juga dikabarkan mengalami hal serupa. Gangguan pasokan tersebut setidaknya terjadi di areal Jabodetabek dan sekitarnya. Sebagian masyarakat ramai mengeluh di akun resmi media sosial BP-AKR dan Shell yang ikut mengalami kekurangan pasokan.

Saat dimintai konfirmasi, President Director & Managing Director Mobility Shell Indonesia Ingrid Siburian tidak menjelaskan penyebab pasti gangguan pasok BBM di SPBU perseroan, yang notabene merupakan kejadian yang sudah beberapa kali terulang sejak awal tahun ini.

“Produk BBM Shell Super, Shell V-Power, dan Shell V-Power Nitro+ tidak tersedia di beberapa jaringan SPBU Shell hingga waktu yang belum dapat dipastikan,” ujarnya saat dihubungi, Rabu (27/8/2025).

Bagaimanapun, kata Ingrid, Shell masih melayani para pelanggan dengan produk BBM Shell V-Power Diesel dan layanan lainnya; termasuk Shell Select, Shell Recharge, bengkel, dan pelumas Shell.

“Kami terus berkoordinasi dengan Kementerian ESDM untuk memastikan ketersediaan produk BBM di jaringan SPBU Shell. Kami mohon maaf atas ketidaknyamanan yang terjadi,” ujarnya.

Adapun, Presiden Direktur BP-AKR Vanda Laura mengatakan kelangkaan pasokan BBM di jaringan SPBU-nya terjadi untuk produk BP Ultimate dengan nilai oktan RON 95 dan BP 92 dengan oktan RON 92.

“Sehingga tidak dapat melayani penjualan produk BBM secara lengkap,” kata Vanda saat dimintai konfirmasi, Rabu (27/8/2025).

Kendati demikian, Vanda menegaskan, seluruh jaringan SPBU perseroan tetap beroperasi untuk melayani produk yang tersedia dan layanan lainnya kepada pelanggan.

Vanda mengatakan perseronnya berkomitmen untuk memulihkan ketersediaan stok BBM dengan berkoordinasi secara aktif dengan pihak-pihak terkait.

(mfd/wdh)

No more pages