Bonnie lagi-lagi juga menyinggung berbagai tuduhan laporan berbagai media yang dinilai sarat akan adanya intrik pengolahan data ekonomi agar memperbaiki citra ekonomi pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.
"Jadi ini seolah-olah ada semacam rekayasa. Tolong kami minta penjelasan, karena beberapa hari ini ramai dengan tuduhan macam-macam," ujar dia. "Ada juga kritik dari para ekonom utuk meminta BPS menjelaskan lebih gamblang."
Kritikan lain juga datang dari Fraksi Gerindra, La Tinro La Tunrung, juga menilai jika secara matematik angka tersebut sangat tidak logis, lantaran sangat berbeda jauh dari prediksi kalangan pakar ekonom hingga sejumlah lembaga peneliti ekonomi.
"Di mana kesalahannya? Memang ada faktor kebenaran. Setiap survei yang dilakukan pasti ada margin error. Tetapi, kalau melihat data pertumbuhan ekonomi dari BPS dibandingkan dengan yang lain, jika digabungkan margin errornya, maka hampir dipastikan sama angkanya [dengan prediksi ekonom], tapi itu tidak terjadi," ujar dia.
"Karena begitu banyak lembaga yang melakukan sama sekali tidak bisa diartikan hampir sama dengan hasil BPS. Jangan sampai karena ada keinginan yang lain, sehingga pemerintah bisa salah mengambil kebijakan."
(ibn/roy)






























