Koreksi ini membuat harga emas dunia terpangkas 2 hari berturut-turut. Selama 2 hari tersebut, harga berkurang 0,6%.
Setidaknya ada 2 sentimen yang menjadi pemberat laju harga emas. Pertama adalah penantian investor terhadap acara simposium tahunan bank sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve di Jackson Hole, Wyoming, pekan ini.
Gubernur Jerome ‘Jay’ Powell akan menyampaikan pidato dalam acara ini. Pasar berekspektasi bahwa Powell akan memberi petunjuk soal arah kebijakan moneter ke depan.
“Walau saya memperkirakan Powell akan memberi pernyatan mengarah ke penurunan suku bunga acuan dalam rapat selanjutnya, tetapi saya pun menilai Powell akan menegaskan perlu prasyarat untuk itu. Sebuah pesan bahwa pengambilan keputusan akan bergantung kepada data (data-dependent). Saya tidak melihat Powell akan mengunci (penurunan suku bunga acuan),” kata Jonathan Pingle, Kepala Ekonom UBS Securities, seperti dikutip dari Bloomberg News.
Oleh karena itu, kemudian muncul persepsi bahwa bisa saja The Fed tidak akan menurunkan suku bunga acuan dalam rapat bulan depan. Berdasarkan CME FedWatch, peluang Federal Funds Rate tetap di 4,25-4,5% dalam rapat September adalah 13,9%.
Emas adalah aset yang tidak memberikan imbal hasil (non-yielding asset). Memegang emas kurang menguntungkan saat suku bunga masih tinggi.
Sentimen kedua adalah upaya mendamaikan perang Rusia-Ukraina, yang sudah terjadi sejak 2022. Pertemuan antara Presiden Rusia Vladimir Putin dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy disebut-sebut bakal terjadi 2 pekan lagi.
Presiden AS Donald Trump mengusulkan agar pasukan dari sejumlah negara Eropa diterjunkan ke Ukraina untuk ikut menjaga keamanan. Pengiriman pasukan ke Ukraina ini akan menjadi salah satu poin dalam negosiasi.
“Dalam hal keamanan, mereka (negara-negara Eropa) bersedia mengirim orang ke lapangan. Kami akan membantu, terutama misalnya dalam urusan udara. Saya rasa tidak ada masalah,” ungkap Trump kepada Fox News, seperti diwartakan Bloomberg News.
Ada upaya mendamaikan perang yang berlangsung selama sekitar 3 tahun tentu menjadi kabar baik bagi dunia. Namun tidak bagi emas.
Sebab, emas adalah aset yang dipandang aman (safe haven asset). Saat situasi lebih tenang, lebih kalem, biasanya investor akan lebih memilih aset-aset berisiko yang bisa mendatangkan keuntungan secara instan.
(aji)





























