Pertamina Drilling Perkuat Transisi Energi Lewat Green Drilling

Bloomberg Technoz, Jakarta - Salah satu anak usaha PT Pertamina Hulu Energi (PHE) di bawah Subholding Upstream Pertamina, PT Pertamina Drilling Services Indonesia (Pertamina Drilling), meluncurkan inisiatif ramah lingkungan bertajuk Green Drilling Project. Program ini memanfaatkan flare gas sebagai sumber energi alternatif untuk operasional rig, menggantikan dominasi bahan bakar diesel dalam aktivitas pengeboran.
Direktur Utama Pertamina Drilling, Avep Disasmita, menegaskan bahwa langkah ini selaras dengan komitmen keberlanjutan Pertamina, khususnya melalui pilar “Addressing Climate Change” yang menitikberatkan pada pengurangan emisi gas rumah kaca (GRK).
“Sebagai bagian dari grup Pertamina, kami berkomitmen berkontribusi aktif dalam pengurangan emisi GRK melalui layanan pengeboran terintegrasi kami,” tandas Avep.
Pertamina Drilling telah bertransformasi dari penyedia jasa rig menjadi perusahaan layanan end-to-end well construction. Saat ini, perusahaan mengoperasikan 53 unit rig, termasuk 2 unit offshore work over rig dan 2 unit jack-up rig, serta didukung layanan pengeboran, jasa penunjang, dan pengembangan tenaga ahli melalui Indonesia Drilling Training Center (IDTC).
Untuk menjawab tantangan efisiensi energi dan pengurangan emisi, Pertamina Drilling menghadirkan solusi pemanfaatan flare gas melalui teknologi Modular Gas-to-Liquid (GTL) Plant. Teknologi ini mengubah gas menjadi synthetic diesel atau metanol yang dapat digunakan sebagai bahan bakar rig dalam bentuk blended fuel. Potensi pemanfaatan flare gas di Indonesia bukan hanya menekan biaya operasional dan meningkatkan margin keuntungan, tetapi juga signifikan dalam menurunkan emisi gas rumah kaca.
Selain itu, Pertamina Drilling membuka peluang kolaborasi dengan perusahaan hulu, baik sebagai pemasok gas maupun pengguna akhir metanol yang dihasilkan. Melalui inisiatif Green Drilling, Pertamina Drilling menegaskan komitmen terhadap efisiensi, keberlanjutan, sekaligus menciptakan peluang investasi hijau di sektor migas nasional.

































