Saham–saham di atas belakangan tengah menjadi perhatian investor saham. Sebagai salah satu acuan, berikut rekomendasi saham dan juga target harga saham keseluruhan berdasarkan konsensus Bloomberg, mengutip data pada Selasa 19 Agustus 2025,
Rekomendasi Saham dan Target Harga Potensial
BBCA
- Buy: 34 Analis
- Hold: 3
- Sell: 0
Target harga 12 Bulan ke depan: Rp10.964/saham
BRIS
- Buy: 24 Analis
- Hold: 1
- Sell: 0
Target harga 12 Bulan ke depan: Rp3.428/saham
BBNI
- Buy: 32 Analis
- Hold: 4
- Sell: 2
Target harga 12 Bulan ke depan: Rp5.085/saham
CPIN
- Buy: 22 Analis
- Hold: 1
- Sell: 0
Target harga 12 Bulan ke depan: Rp5.935/saham
MYOR
- Buy: 21 Analis
- Hold: 3
- Sell: 0
Target harga 12 Bulan ke depan: Rp2.673/saham
MIDI
- Buy: 14 Analis
- Hold: 0
- Sell: 0
Target harga 12 Bulan ke depan: Rp585/saham
ICBP
- Buy: 31 Analis
- Hold: 0
- Sell: 0
Target harga 12 Bulan ke depan: Rp13.385/saham
CTRA
- Buy: 19 Analis
- Hold: 2
- Sell: 0
Target harga 12 Bulan ke depan: Rp1.366/saham
UNTR
- Buy: 19 Analis
- Hold: 11
- Sell: 0
Target harga 12 Bulan ke depan: Rp26.308/saham
Adapun Kepala Negara juga menyebut ada 8 agenda prioritas dalam RAPBN 2026 yaitu:
- Ketahanan pangan.
- Ketahanan energi.
- Makan Bergizi Gratis (MBG) untuk generasi unggul.
- Pendidikan bermutu untuk Sumber Daya Manusia (SDM) berdaya saing global.
- Kesehatan berkualitas yang adil dan merata.
- Penguatan ekonomi rakyat melalui Koperasi Desa Merah Putih (KMDP).
- Pertahanan semesta untuk menjaga kedaulatan bangsa.
- Percepatan investasi dan perdagangan global.
Lebih lanjut, Andrey juga menyebutkan, sektor pendidikan dan kesehatan mendapatkan alokasi anggaran tertinggi sepanjang sejarah, masing–masing sebesar Rp757,8 triliun dan Rp244 triliun, disertai Rp164,4 triliun untuk ketahanan pangan serta Rp402,4 triliun untuk ketahanan energi.
“Hal ini mencerminkan keseimbangan strategis antara pembangunan sumber daya manusia dan investasi infrastruktur,” jelas Andrey.
Pemerintah mengalokasikan Rp181,8 triliun untuk desa dan koperasi, sementara perlindungan sosial mencapai Rp508,2 triliun. Pertahanan diperkuat dengan Rp424,8 triliun, program perumahan tetap berlanjut, dan target investasi ditetapkan sebesar Rp7.450 triliun yang didukung oleh Danantara dan modal swasta.
“Asumsi makroekonomi tetap berhati–hati.”
Pertumbuhan PDB 5,4%, inflasi 2,5%, nilai tukar Rp16.500/US$, dan harga minyak US$70 per barel. Tujuan pembangunan difokuskan pada pengurangan pengangguran, penurunan kemiskinan, penghapusan kemiskinan ekstrem, serta penyempitan kesenjangan, sembari memperkuat kehati-hatian fiskal.
Belanja populis melonjak pada 2026, dengan program makan gratis melejit 177% YoY menjadi Rp335 triliun, disertai alokasi lebih besar untuk subsidi energi (lebih besar 14% YoY), kesehatan (bertambah 16% YoY), dan pendidikan (tumbuh 10% YoY).
“Namun, hal ini memunculkan pertanyaan mengenai keberlanjutan fiskal. Agenda reformasi Prabowo menekankan antikorupsi dan efisiensi,” cermat Andrey dalam risetnya, Selasa.
(fad)





























