Logo Bloomberg Technoz

Akan tetapi, indikator Stochastic RSI ada di 88. Sudah di atas 80 yang berarti jenuh beli (overbought).

Untuk perdagangan minggu ini, harga batu bara berpeluang naik. Target resisten terdekat ada di US$ 112/ton. Jika tertembus, maka US$ 115-117/ton bisa menjadi target berikutnya.

Target paling optimistis atau resisten terjauh adalah US$ 127/ton.

Adapun target support terdekat adalah US$ 109/ton. Penembusan di titik ini bisa menyebabkan harga batu bara longsor menuju US$ 103/ton.

Pertambangan batu bara./Bloomberg-Ferley Ospina

Penyebab Kenaikan Harga Batu Bara

Salah satu sentimen yang bisa menjadi angin segar bagi harga batu bara adalah perkembangan di China. Sebagai negara produsen dan konsumen batu bara terbesar di dunia, apa yang terjadi di China akan sangat menentukan pembentukan harga.

Pada Juli, produksi batu bara China tercatat sedikit di atas 380 juta ton. Turun 3,8% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year/yoy). Ini menjadi koreksi pertama dalam lebih dari setahun terakhir.

Pasokan batu bara China yang membludak menjadi faktor utama pemberat laju harga batu bara tahun ini. Pada 2025, produksi batu bara China diperkirakan mencapai 4,82 miliar ton. Jika terwujud, maka ini menjadi rekor tertinggi sepanjang masa.

Padahal permintaan sedang lesu. Ini terlihat dari penurunan produksi baja, industri yang sangat haus energi.

Sumber: Bloomberg

Produksi baja China pada Juli hanya kurang dari 80 juta ton. Turun 4% yoy dan menjadi yang terendah sepanjang 2025.

Dalam 7 bulan pertama 2025, produksi baja China berkurang 3,1% yoy dan menjadi yang terendah sejak 2020.

Penurunan produksi saat permintaan masih lemah bisa menjadi faktor pengungkit harga batu bara.

(aji)

No more pages