Kendati kontribusi OPEC+ signifikan, IEA mengungkapkan, negara produsen non-OPEC+ tetap memimpin pertumbuhan pasokan minyak ke pasar masing-masing 1,3 juta bph pada 2025 dan 1 juta bph tahun depan.
Pertumbuhan pasokan dari negara-negara non-OPEC+ itu berasal dari peningkatan produksi cairan gas alam di Amerika Serikat (AS), minyak mentah di Kanada, serta lifting minyak lepas pantai di AS, Brasil dan Guyana.
Di sisi lain, IEA beberapa kali memangkas proyeksi permintaan minyak global sejak awal tahun, total keseluruhan yang dipangkas mencapai 350 ribu bph.
Sementara itu, IEA memproyeksikan permintaan minyak global naik sekitar 700 ribu bph pada tahun ini dan tahun depan. Dengan demikian, konsumsi minyak global diperkirakan bergerak ke level 104,4 juta bph pada 2026.
“Data terbaru menunjukkan lemahnya permintaan di ekonomi utama, dan dengan kepercayaan konsumen yang masih rendah, pemulihan tajam tampak jauh dari harapan,” tulis IEA.
Tren permintaan yang masih landai itu belakangan ditekan oleh konsumsi di negara berkembang yang lebih rendah dari perkiraan, dengan permintaan dari China, Brasil, Mesir dan India turun dibanding laporan bulan lalu.
“Sejauh ini, pasar masih mampu menyerap tambahan pasokan karena aktivitas kilang mencapai rekor tertinggi dan China meningkatkan cadangan,” tulis IEA.
Menurut catatan IEA, persediaan minyak global terpantau naik 1,5 juta bph pada kuartal II-2025, dengan stok minyak mentah China naik 900 bph dan cairan gas AS bertambah 900 ribu bph.
“Meski demikian, sanksi tambahan terhadap Rusia dan Iran dapat menekan pasokan dari produsen terbesar ketiga dan kelima dunia,” tulis IEA.
Stok Minyak Global Lanjutkan Kenaikan
IEA membeberkan stok minyak global naik untuk bulan kelima berturut-turut pada Juni 2025, bertambah 28,1 juta barel dibandingkan bulan sebelumnya atau hampir 900 ribu bph sehingga mencapai level tertinggi 46 bulan sebesar 7.836 juta barel.
Kenaikan ini didorong oleh lonjakan volume minyak di laut serta stok minyak mentah China dan cairan gas AS, sementara persediaan lainnya umumnya turun.
Di sisi lain, stok industri OECD berkurang 28,8 juta barel pada Juni, mendekati level terendah dalam 1 dekade di 2.758 juta barel, atau 88 juta barel lebih rendah dibanding tahun lalu.
“Harga minyak mentah acuan relatif stabil pada Juli, dengan North Sea Dated bergerak di kisaran US$70 per barel di tengah meredanya ketegangan dagang dan pengetatan sanksi terhadap Rusia, meski prospek pasokan tetap longgar,” tulis IEA.
(naw)
































