Logo Bloomberg Technoz

Pukulan dari mitra dagang terbesar India sangat menyakitkan, terutama setelah Modi memuji Trump dan menjadi salah satu pemimpin asing pertama yang berkunjung setelah Trump kembali ke Gedung Putih.

Henry Wang, ketua lembaga think tank Center for China and Globalization di Beijing, mengatakan hubungan antara India dan China dalam "fase positif," dan sebagai pemimpin negara-negara South Global, "mereka harus benar-benar berkomunikasi satu sama lain."

"Perang tarif Trump terhadap India telah membuat India menyadari bahwa mereka harus mempertahankan semacam otonomi strategis dan kemandirian strategis," jelas Wang.

China, yang menjadi target utama perang dagang Trump, juga menunjukkan tanda-tanda siap untuk mencairkan hubungan. Bulan ini, China melonggarkan pembatasan pengiriman urea ke India—importir pupuk terbesar di dunia.

Meski volume awal kecil, perdagangan ini bisa berkembang, sehingga mengurangi kelangkaan dan harga global. China melonggarkan larangan pada Juni, tetapi tetap mempertahankan pembatasan terhadap India hingga kini.

Menurut sumber yang mengetahui, Adani Group sedang menjajaki kerja sama dengan raksasa kendaraan listrik China, BYD Co. Nantinya, konglomerat milik miliarder Gautam Adani akan memproduksi baterai di India dan memperluas jangkauannya ke sektor energi bersih.

Sekjen Partai Komunis China, Xi Jinping. (Kevin Frayer/AFP/Getty Images via Bloomberg)

India baru-baru ini mengizinkan visa turis bagi warga negara China setelah bertahun-tahun dibatasi. Modi mungkin akan bertemu dengan Presiden China Xi Jinping dalam KTT di Tianjin yang dimulai pada 31 Agustus.

China merupakan mitra dagang terbesar kedua India setelah AS, dan India membutuhkan bahan baku utama dari China untuk mengembangkan basis manufakturnya.

Meski ada tanda-tanda perbaikan, kedua kekuatan Asia ini tidak mungkin memulihkan kepercayaan penuh dalam semalam. Mereka saling menganggap sebagai rival selama bertahun-tahun, dan ketegangan meningkat beberapa bulan lalu saat China memasok senjata dan intelijen ke Pakistan dalam sengketa militer baru-baru ini dengan India.

Sebagian kemarahan Trump baru-baru ini terhadap New Delhi berasal dari penolakan India atas klaim bahwa mediasi yang dilakukan Trump membantu meredakan ketegangan dengan Pakistan.

Modi juga menentang pernyataan tersebut secara langsung melalui panggilan telepon dengan Trump pada Juni. Menurut para pejabat di New Delhi, sikap Gedung Putih terhadap India berubah setelah itu.

Modi juga memperkuat hubungan dengan Brasil dan Rusia, sesama anggota pendiri BRICS. Pada Agustus, ia mengundang Presiden Vladimir Putin untuk mengunjungi India saat hubungan dengan AS memburuk.  

Trump frustrasi atas impor minyak Rusia oleh India yang terus didiskon, yang dinilai membantu mendanai perang Kremlin di Ukraina. Modi tidak menunjukkan tanda-tanda akan mundur, dan pemerintahannya menandatangani perjanjian dengan Moskow bulan ini untuk memperdalam kerja sama ekonomi.

Pergerakan empat pekan impor minyak mentah India dari semua pelabuhan Rusia. (Bloomberg)

Modi juga membahas perdagangan dan penerapan tarif sepihak pada negara mereka dengan Presiden Brasil Luiz Inácio Lula da Silva. Penguatan hubungan komersial antara Brasil dan India menjadi topik utama kunjungan Modi ke Brasilia pada Juli. 

Dalam percakapan lewat telepon awal Agustus, Lula dan Modi juga sepakat untuk memperluas perjanjian dagang India dengan Mercosur, serikat bea cukai Amerika Selatan yang mencakup Brasil.

AS sudah lama mendekati India sebagai penyeimbang China dalam geopolitik. Namun, berkat perang dagang Trump, Beijing dan New Delhi menemukan titik temu. Xu Feihong, Duta Besar China untuk India, menawarkan dukungan moral kepada Modi terkait tarif tersebut.

"Beri si pengganggu satu inci, dia akan mengambil satu mil," tulis Xu pekan lalu di X mengutip pernyataan Menteri Luar Negeri China Wang Yi yang mengecam penggunaan tarif "sebagai senjata untuk menekan negara lain."

(bbn)

No more pages