Logo Bloomberg Technoz

Kekhawatiran semakin meningkat bahwa produsen software yang sudah ada berpeluang menghadapi risiko persaingan yang lebih ketat, jika tool AI kini memungkinkan aplikasi dibuat lebih cepat dan dengan biaya jauh lebih rendah.

Awal bulan ini, CEO OpenAI Sam Altman memperingatkan bahwa sektor ini dapat memasuki “fast fashion erat” dalam konteks AI memfasilitasi produksi lebih murah dan cepat. 

“Penilaian atas software tetap berada di bawah tekanan akibat narasi ‘kematian piranti lunak akibat AI’, yang kemungkinan besar akan menyebabkan volatilitas berkelanjutan dalam jangka pendek,” tulis analis RBC Capital Markets yang dipimpin oleh Matthew Hedberg dalam sebuah catatan pada Selasa.

Software termasuk di antara sektor teknologi dengan kinerja terlemah tahun ini, dengan saham Salesforce turun lebih dari 30% dan Adobe sekitar 25%. Keranjang saham perangkat lunak diperdagangkan dekat level terendah sejak Januari dibandingkan dengan kelompok saham semikonduktor.

Kekhawatiran juga menyebar ke perusahaan yang menawarkan panduan riset dan layanan konsultasi IT, seperti Gartner Inc. Perusahaan diketahui menurunkan proyeksi tahunannya pekan lalu. Meskipun mereka mengutip faktor seperti tarif dan pemotongan anggaran pemerintah, analis mengatakan hasil yang lemah memperburuk kekhawatiran tentang persaingan dari alat riset AI. 

Meski demikian, beberapa melihat peluang pembelian setelah penurunan harga cepat. Analis Morgan Stanley Josh Baer menaikkan peringkatnya untuk Monday.com menjadi overweight pada Selasa, mengatakan penurunan harga saham tersebut “sudah memperhitungkan” risiko AI mengganggu iklan pencarian dan pemasaran kinerja.

“Investor khawatir bahwa AI akan menggerus sektor bisnis software dan rasio valuasi akan hancur,” kata analis Jefferies Brent Thill dalam wawancara CNBC pada Senin. “Saya pikir kekhawatiran itu berlebihan, tetapi bagaimanapun juga, kita sedang menjalani periode di mana investor benar-benar tidak peduli dengan sektor ini.”

(bbn)

No more pages