Saat ini, kata Yuliot, Kementerian ESDM akan segera memulai proses penyerapan minyak mentah dengan mempertimbangkan kesiapan dari pemerintah daerah, badan usaha milik daerah (BUMD), koperasi daerah, hingga badan usaha kecil dan menengah.
“Jadi, untuk ini mana yang bisa jalan lebih dulu, ini kita tidak menunggu 30 ribu [tapi mempertimbangkan] kesiapan dari pemda,” tegas dia.
Sebelumnya, PT Pertamina Hulu Energi (PHE) berkomitmen untuk membeli minyak mentah dari sumur rakyat. Rencananya lifting minyak dari sumur itu mulai dijual ke KKKS paling cepat 1 Agustus 2025.
Direktur Perencanaan Strategis, Portofolio, dan Komersial PHE Edi Karyanto mengatakan minyak dari sumur rakyat itu bakal ikut mengerek torehan lifting dari grup holding hulu migas Pertamina.
“Kami siap karena kami malah senang kok bisa menerima itu,” kata Edi di sela Energi dan Mineral Festival 2025, Jakarta, Rabu (30/7/2025).
Adapun, potensi tambahan lifting minyak dari 30.000 sumur rakyat tersebut diklaim mencapai 100.000 barel per hari (bph).
Ketua SKK Migas Djoko Siswanto menyebut salah satu sumur rakyat di wilayah Blora, Jawa Timur telah terbukti dapat memproduksi minyak sebesar 3 barel per hari (bph).
Dengan begitu, Djoko mengasumsikan jika 30.000 sumur rakyat telah beroperasi, minyak yang dihasilkan dari sumur-sumur itu bisa mencapai 100.000 bph.
“Yang sudah masuk nih, nanti kalau dari masing-masing provinsi lain kan kondisinya bisa besar sekali. Saya sih melihat potensi bisa 100.000 barel,” kata Djoko kepada awak media, di Kantor Kementerian ESDM, pada Selasa (29/7/2025).
(azr/naw)































