“Menghadapi kondisi ini, masyarakat diimbau untuk tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrem yang dapat terjadi meskipun musim kemarau telah tiba. Potensi terjadinya cuaca ekstrem seperti hujan deras, angin kencang tetap ada,” kata BMKG.
Prakiraan Cuaca pada 8-11 Agustus 2025
BMKG memprakirakan cuaca di Indonesia umumnya didominasi cerah berawan sampai hujan ringan pada 8-11 Agustus 2025 mendatang.
Meski begitu, perlu diwaspadai adanya potensi peningkatan hujan dengan intensitas sedang yang terjadi di Aceh, Sumatera Utara (Sumut), Sumatera Barat (Sumbar), Kepulauan Riau (Kepri), Jambi, Sumatera Selatan (Sumsel), Bengkulu, Jawa Barat (Jabar), Jawa Tengah (Jateng), Kalimantan Barat (Kalbar), Kalimantan Tengah (Kalteng), Kalimantan Timur (Kaltim), Kalimantan Utara (Kaltara), Sulawesi Utara (Sulut), Gorontalo, Sulawesi Barat (Sulbar), Sulawesi Tenggara (Sultra), Maluku Utara (Malut), Maluku, Papua Barat Daya, Papua Barat, Papua Tengah, Papua, dan Papua Selatan.
Lanjut BMKG, terdapat sejumlah provinsi di Indonesia yang memiliki level siaga terkait hujan lebat pada 8-11 Agustus 2025. Antara lain Kepulauan Bangka Belitung (Babel), Sulawesi Selatan (Sulsel), dan Papua Pegunungan.
Prediksi BMKG Sebelumnya: Musim Kemarau 2025 akan Lebih Singkat
BMKG sebelumnya memprediksikan musim kemarau tahun ini akan berlangsung dalam durasi yang lebih singkat dari biasanya, dengan puncaknya terjadi pada Juni-Agustus 2025. BMKG juga sempat memprediksi bahwa musim kemarau di Indonesia bakal mulai berlangsung secara bertahap sejak April-Juni tahun ini.
Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati menyebut musim kemarau 2025 diprediksi bakal lebih singkat dibandingkan musim-musim sebelumnya. Hal ini berdasarkan hasil pemantauan dan analisis dinamika iklim global dan regional yang dilakukan sampai pertengahan April tahun ini.
Namun demikian, sekitar 26% wilayah Indonesia diprediksi mengalami musim kemarau yang lebih panjang, terutama di sebagian besar wilayah Sumatera dan Kalimantan. Meskipun musim kemarau 2025 lebih pendek, BMKG tetap mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap pelbagai potensi bencana seperti kekeringan ekstrem dan kebakaran hutan.
(wep)

































