Logo Bloomberg Technoz

"Sementara, kredit UMKM [usaha mikro, kecil, dan menengah] tumbuh sebesar 2,18% di tengah upaya perbankan yang berfokus pada pemulihan kualitas kredit UMKM," tutur Dian.

Dari sisi sektornya, penyaluran kredit terbesar masih ditempati oleh pertambangan dan penggalian yang tumbuh double digit mencapai 20,69% secara tahunan. Sektor jasa tercatat juga tumbuh 19,17%, diikuti sektor transportasi dan komunikasi yang tumbuh 17,94%, serta listrik, gas, dan air sebesar 11,23%.

Bank Indonesia sebelumnya juga menjelaskan penyebab utama pertumbuhan kredit di segmen UMKM meles. Direktur Departemen Kebijakan Makroprudensial BI Bambang Arianto mengatakan, itu terjadi karena adanya pelemahan kinerja korporasi dalam beberapa waktu terakhir.

Selama ini, kata dia,  aktivitas bisnis UMKM terkait dengan korporasi, karena UMKM bertindak sebagai salah satu penyuplai dalam rantai bisnis korporasi, baik barang maupun jasa.

"Tentu ada kaitannya dengan payungnya, yaitu korporasi. Kalau korporasi mengalami perlambatan, UMKM yang suplai ke korporasi juga akan terganggu. Dari satu korporasi, objeknya ke UMKM juga bisa jadi banyak. Jadi kalau satu korporasi melambat, UMKM bisa lebih banyak lagi yang melambat," papar Bambang, belum lama ini.

Bambang mengatakan, hal itu juga tecermin dalam segmen UMKM dengan rasio kredit bermasalah atau non-performing loan (NPL) paling tinggi adalah segmen usaha menengah, yakni mencapai 5,37%. Diikuti usaha kecil 4,3%, dan segmen usaha mikro dengan NPL terendah 4,01%.

(lav)

No more pages