"Jadi di Desa Wisata Pentingsari, adik-adik sekolah itu bisa belajar, yang mungkin selama ini nggak tahu nasi yang dia makan itu awalnya dari mana,"katanya.
"Di Pentingsari ini dia bisa belajar sambil merasakan ternyata sawah ini kotornya seperti ini loh. Ternyata petani itu effort-nya luar biasa loh untuk membuat nasi sampai dia makan seperti itu. Yang kami ajarkan adalah filosofi-filosofi seperti itu mbak,"tambahnya.
Awal Mula Larangan Study Tour
Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi melarang kegiatan study tour di sekolah. Ia menilai kegiatan ini menyimpang dari tujuan pendidikan.
Larangan itu termuat dalam Surat Edaran (SE) Nomor 43/PK.03.04/Kesra 9 Langkah Pembangunan Pendidikan Jawa Barat Menuju Terwujudnya Gapura Panca Waluya. SE diterbitkan pada Mei 2025, tiga bulan setelah Dedi dilantik sebagai Gubernur Jawa Barat.
Saat menjabat sebagai Bupati Purwakarta, Dedi melihat banyak sekolah menggelar study tour ke luar kota yang justru menimbulkan beban finansial bagi orang tua siswa, tanpa manfaat pendidikan yang jelas.
Menurut Dedi, study tour kerap berubah menjadi ajang rekreasi mahal yang minim nilai edukatif. Bahkan, dalam beberapa kasus, siswa justru lebih fokus pada wisata belanja ketimbang pembelajaran. Kondisi ini mendorong Dedi mengambil langkah tegas dengan melarang seluruh sekolah di wilayahnya mengadakan study tour ke luar kota.
Penggantinya, dia berharap agar sekolah mendorong menyelenggarakan kegiatan wisata edukatif dalam daerah saja.
(dec/spt)


























