Menurutnya, ketika objek itu mencapai perihelion (titik terdekat dengan Matahari) pada akhir November, posisinya akan sulit diamati dari Bumi. Loeb menafsirkan hal ini sebagai strategi untuk menghindari pemantauan dari teleskop di Bumi, terutama jika perangkat alien tersebut benar-benar ada dan hendak dikerahkan ke Bumi.
Dalam makalahnya, Loeb memperingatkan bahwa bila hipotesis ini benar, maka dunia perlu bersiap menghadapi kemungkinan serangan alien. Ia mendesak otoritas terkait agar mempertimbangkan langkah antisipatif untuk mengatasi ancaman potensial ini.
Komentar Para Pakar: Antara Skeptis dan Klarifikasi
Namun, tak semua ilmuwan setuju dengan kesimpulan Loeb dan timnya. Samantha Lawler, seorang astronom dari Universitas Regina, Kanada, menilai bahwa 3I/ATLAS sangat mungkin hanyalah komet biasa yang berasal dari sistem bintang lain, seperti miliaran komet lain yang pernah dilepaskan dari tata surya.
Ia menekankan bahwa tidak ada bukti nyata yang mengindikasikan bahwa benda tersebut adalah hasil rekayasa alien.
Senada dengan Lawler, Chris Lintott dari Universitas Oxford menyebut klaim bahwa objek ini buatan adalah “omong kosong tanpa dasar” dan justru meremehkan kerja keras komunitas astronomi global yang tengah mempelajari 3I/ATLAS dengan penuh antusiasme.
Menurutnya, makalah Loeb justru mengganggu proses ilmiah yang tengah berjalan dan menyesatkan publik.
Loeb: Antara Imajinasi dan Ilmiah
Meski banyak dikritik, Avi Loeb mengakui dalam blog pribadinya bahwa teori tentang alien ini memang bersifat spekulatif. Ia menyatakan bahwa kemungkinan terbesar 3I/ATLAS hanyalah komet antarbintang alami yang melintasi tata surya.
Namun, Loeb juga membela makalahnya. Menurutnya, meskipun bersifat hipotesis ekstrem, pembahasan semacam ini penting untuk mendorong eksplorasi sains lebih lanjut dan mempertimbangkan segala kemungkinan secara terbuka.
Siapa Avi Loeb? Ilmuwan Cerdas atau Pencetus Pseudosains?
Avi Loeb bukan nama asing di dunia astronomi. Ia dikenal karena pendekatannya yang tidak konvensional dan sering menantang teori-teori mapan. Ia pernah menghebohkan dunia sains dengan menyebut Oumuamua, asteroid antarbintang pertama yang pernah diamati, sebagai benda buatan dari peradaban alien.
Namun, banyak ilmuwan menilai bahwa Loeb terkadang terlalu berani melangkah ke ranah pseudosains. Steve Desch, seorang astrofisikawan dari Arizona State University, menyebut bahwa gaya komunikasi Loeb bisa menyesatkan publik mengenai bagaimana sains seharusnya bekerja.
Ia mengingatkan bahwa meskipun ide-ide liar menarik perhatian media, sains sejati dibangun di atas bukti dan proses peer-review yang ketat, bukan sekadar spekulasi.
Mengapa Teori Alien Menarik Minat Publik?
Ketertarikan publik terhadap keberadaan alien bukan hal baru. Teori konspirasi, fiksi ilmiah, dan berbagai laporan penampakan UFO telah lama menjadi bagian dari budaya populer. Klaim seperti milik Loeb sering kali menyulut imajinasi, terlebih saat dikaitkan dengan objek luar angkasa nyata seperti 3I/ATLAS.
Namun, penting untuk diingat bahwa minat tidak selalu berarti kebenaran ilmiah. Masyarakat perlu bijak dalam menyerap informasi dan selalu memeriksa kredibilitas sumber serta status ilmiah dari sebuah studi.
Sampai saat ini, tidak ada bukti kuat yang menyatakan bahwa objek 3I/ATLAS merupakan pesawat alien atau perangkat mata-mata canggih dari peradaban luar angkasa. Para ahli lebih cenderung melihatnya sebagai komet antarbintang alami yang kebetulan memiliki jalur dan kecepatan yang tidak biasa.
Meski demikian, makalah seperti yang ditulis oleh Loeb tetap memberi warna pada diskusi ilmiah dan memperluas wawasan kita tentang kemungkinan-kemungkinan di luar nalar manusia. Namun, kritisisme dan verifikasi ilmiah tetap menjadi kunci dalam membedakan antara sains dan sekadar imajinasi.
(seo)































