Konsultasi Tahunan ke-13 ini akan menjadi yang pertama antara Ibrahim dan Prabowo. Sehingga, menjadi kesempatan yang tepat bagi kedua pemimpin untuk menegaskan kembali kemitraan strategis mereka dan mengeksplorasi bidang kerja sama baru dalam menghadapi tantangan regional dan global saat ini. Pernyataan Bersama akan dikeluarkan pada akhir Konsultasi Tahunan ke-13.
Para pemimpin juga akan menyaksikan penandatanganan empat nota kesepahaman atau memorandum of understanding (MoU) di bidang perbatasan darat, kerja sama kesehatan, serta teknologi informasi dan komunikasi.
Dalam kunjungan ini, Anwar juga dijadwalkan mengunjungi Sekretariat ASEAN di Jakarta, atas undangan Sekretaris Jenderal ASEAN. Di sana, dia akan menyampaikan Pidato Kebijakan tentang ASEAN dalam konteks Keketuaan Malaysia di ASEAN pada 2025, yang menggarisbawahi komitmen berkelanjutan Malaysia terhadap integrasi regional dan pembangunan komunitas.
Anwar akan didampingi PM Sarawak Datuk Patinggi Tan Sri (Dr.) Abang Haji Abdul Rahman Zohari bin Tun Datuk Abang Haji Openg; Ketua Menteri Sabah Datuk Seri Panglima Hj Hajiji bin Haji Noor; Menteri Luar Negeri Dato’ Seri Utama Haji Mohamad bin Haji Hasan; Menteri Dalam Negeri Datuk Seri Saifuddin Nasution bin Ismail; Menteri Investasi, Perdagangan, dan Industri Datuk Seri Utama Tengku Zafrul bin Tengku Abdul Aziz; dan Menteri Pendidikan Fadhlina binti Sidek.
Pada 2024, Indonesia menduduki peringkat sebagai mitra dagang global terbesar keenam Malaysia dan terbesar kedua di antara negara anggota ASEAN. Perdagangan bilateral meningkat sebesar 4,5% dari RM111,21 miliar (US$24,39 miliar) pada 2023 menjadi RM116,29 miliar (US$25,5 miliar) setahun setelahnya.
Sebelumnya, ribuan warga Malaysia menggelar unjuk rasa di Kuala Lumpur menuntut pengunduran diri PM Anwar Ibrahim. Sekitar 20.000 pengunjuk rasa yang dipimpin oleh partai-partai oposisi berkumpul di sekitar Lapangan Merdeka yang ikonik, meski diguyur hujan pada Sabtu (26/7/2025).
Ini merupakan aksi unjuk rasa besar pertama yang ditujukan kepada Anwar sejak ia menjabat pada 2022, dan juga aksi protes massal pertama sejak tahun 2018.
Mahathir Mohamad, mantan PM berusia 100 tahun yang pernah menjabat pada 2018, menjadi tokoh utama dalam unjuk rasa tersebut, di mana ia mempertanyakan legitimasi Anwar dan menyoroti pemerintahannya terbentuk dari aliansi longgar pascapemilu yang tidak menghasilkan suara mayoritas tiga tahun lalu.
"Kamu bukan Perdana Menteri karena pilihan rakyat," kata Mahathir. "Sekarang rakyat ingin kamu mundur, kamu tidak layak lagi menjadi PM."
(dov/ros)
































