Logo Bloomberg Technoz

Uni Eropa pada Jumat (18/7/2025) meluncurkan paket pembatasan ke-18 yang menargetkan Rusia dan perdagangan minyaknya sebagai bentuk kecaman atas invasi di Ukraina. Blok tersebut juga berencana menambahkan sanksi ke produk bahan bakar yang berbahan baku minyak Rusia.

Beberapa negara yang terindikasi menjadi mitra bisnis Rosneft—seperti kilang Nayara Energy di India — juga turut menjadi sasaran sanksi.

Investasi Final

Sebelumnya, Komisi XII Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) mengungkapkan keputusan investasi akhir atau final investment decision (FID) Rosneft di Kilang Tuban bakal tuntas pada Agustus 2025. Namun, PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) menyatakan FID proyek tersebut justru ditargetkan rampung pada kuartal IV-2025.

Menanggapi itu, Moshe mengaku belum mengetahui perkembangan FID yang dilakukan Rosneft di Kilang Tuban. Dia berharap pihak Pertamina dapat segera mengungkapkan FID yang akan diputus; apakah telah melingkupi kontrak pengerjaan proyek, sumber pendanaan, hingga porsi pembagian saham.

“Karena kan ini bukan proyek kecil juga. Kita bicara puluhan miliar dolar investasinya. Apalagi kalau ada petrochemical plant dan lain sebagainya” ucap Moshe.

Nah, itu kan harus jelas, ini enggak bisa setengah-setengah. Kalau financial closing itu 100% harus sudah ada pendananya. Istilahnya pendananya sudah tanda tangan kontrak semua. Dari sisi equity, dari sisi pinjamannya, itu semua sudah close,” Moshe menegaskan.

Grass root refinery (GRR) Tuban./dok. PT Pertamina Rosneft

PT KPI melaporkan saat ini proyek Kilang Tuban masih dalam fase pengembangan yakni pembukaan lahan sebelum keputusan investasi akhir atau FID oleh PJSC Rosneft Oil Company tuntas.

“Saat ini di lapangan sudah selesai tahapan land clearing. Untuk melanjutkan pengerjaan di lapangan masih menunggu FID,” kata Pjs. Corporate Secretary KPI Milla Suciyani kepada Bloomberg Technoz, baru-baru ini.

Setelah FID, megaproyek kilang yang digarap oleh anak usaha raksasa migas Rusia melalui usaha patungan bersama PT Pertamina (Persero) itu akan memasuki tahapan engineering procurement and construction (EPC).

Fase itu merupakan tahapan pelaksanaan pekerjaan konstruksi fasilitas dan infrastruktur pendukung GGR Tuban.

“Sekarang kita di fase development, goals-nya GED [general engineering design] sudah selesai, tender dalam progres, dan FID dalam progres,” ujar Milla.

Untuk diketahui, GRR Tuban sejatinya akan dijadikan proyek strategis nasional (PSN). Mengutip laman Komite Percepatan Penyediaan Infrastruktur Prioritas (KPPIP), proyek itu didesain untuk pengolahan minyak mentah hingga 300.000 barel per hari (bph) dan menelan nilai investasi Rp238,25 triliun, dengan Pertamina selaku penanggung jawab.

(azr/wdh)

No more pages