Sedangkan di pasar surat utang negara, tekanan yang melanda mayoritas obligasi rupiah berangsur menurun. Yield 10Y turun 0,6 bps, bersama tenor 1Y, 4Y, 9Y, juga 12Y, 13Y, juga 18Y dan 40Y.
Sedangkan tenor 2Y masih naik tipis 0,2 bps bersama tenor 5Y yang juga naik 0,7 bps imbal hasilnya.
Gubernur BI Perry Warjiyo mengumumkan, BI rate dipangkas 25 bps jadi 5,25%, sebagai hasil Rapat Dewan Gubernur BI periode Juli 2025 yang berlangsung pada 15-16 Juli 2025.
Suku bunga Deposit Facility juga turun menjadi 4,5%, dan suku bunga Lending Facility turun menjadi 6%.
Perry menjelaskan keputusan ini konsisten dengan makin rendahnya perkirana inflasi 2025 dan 2026 dalam sasaran 2,5% plus minus 1%, terjaganya stabilitas rupiah sesuai fundamental dan perlunya terus mendorong pertumbuhan ekonomi secara berkelanjutan.
Keputusan BI hari ini menurunkan bunga acuan, di luar ekspektasi pasar di mana sampai pagi tadi konsensus pelaku pasar masih memperkirakan BI rate akan ditahan lagi.
Hanya 15 dari 33 ekonom yang memperkirakan BI rate akan diturunkan jadi 5,25%.
Perry mengatakan ada beberapa alasan mengapa keputusan penurunan BI rate itu diambil. Pertama, ke depan inflasi termasuk inflasi inti akan makin rendah. Kedua, kinerja rupiah yang stabil. Ketiga, kebutuhan untuk mendorong ekonomi domestik yang lesu.
Ke depan, Perry mengatakan BI masih akan terus mencari ruang penurunan bunga acuan lebih lanjut akan tetapi timingnya akan bergantung pada kondisi saat itu, terutama terkait rupiah.
(rui)






























