“Kami duduk bersama adakah aspek-aspek teknis dan nonteknis, di mana secara teknis semuanya sudah siap,” ujar Sugeng.
PSN Prioritas
Lebih lanjut, Sugeng menyatakan Kilang Tuban nantinya akan masuk dalam daftar salah satu proyek strategis nasional (PSN) prioritas. Hal itu lantaran GGR Tuban nantinya digadang-gadang menggunakan teknologi terbaru.
“Maka kemarin ketika kita rapat dengan Menteri Investasi Pak Rosan, kita akan bicara tentang proyek strategis nasional prioritas dan itu masuk salah satunya [Kilang Tuban],” ungkap Sugeng.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia sebelumnya mengungkapkan pemerintah masih berhitung ihwal investasi dan nilai keekonomian Kilang Tuban.
“Setelah dihitung kembali antara investasi dan nilai ekonominya masih terjadi review kembali lah. Belum pas, bahasa ekonominya itu tidak boleh saya sebutkan, tetapi belum pas aja. Belum cocok,” kata Bahlil di sela kegiatan Jakarta Geopolitical Forum 2025, Selasa (24/6/2025).
Bahlil mengatakan pemerintah terus mengevaluasi proyek dengan nilai investasi sebesar US$24 miliar atau sekitar Rp392,4 triliun (asumsi kurs Rp16.350 per dolar AS) tersebut.
Presiden Rusia Vladimir Putin padahal telah memberikan sinyal bahwa afiliasi Rosneft di Singapura, Rosneft Singapore Pte Ltd., masih berkomitmen untuk melanjutkan investasi Kilang Tuban.
Hal tersebut disampaikan Putin usai menerima kunjungan Presiden Prabowo Subianto di Istana Konstantinovsky, St. Petersburg, Kamis (19/6/2025) petang, waktu setempat.
Dalam kesempatan itu, Putin mengatakan Rosneft bersama Pertamina melaksanakan proyek bersama membangun kilang minyak dan kompleks petrokimia di Jawa Timur.
"Perusahaan Rosneft dan perusahaan Pertamina melaksanakan proyek bersama membangun kilang minyak dan kompleks petrokimia di provinsi Jawa Timur," ujar Putin dalam keterangannya yang disampaikan secara virtual.
Kendati demikian, Putin tidak mengelaborasi dengan lengkap ihwal tindak lanjut komitmen Rusia tersebut, termasuk soal keputusan FID.
GRR Tuban memang telah lama terkatung-katung akibat Rosneft tidak kunjung memberikan FID dengan Pertamina untuk melanjutkan proyek kilang raksasa berkapasitas olah minyak mentah 300.000 barel per hari (bph) itu.
Rosneft menjadi salah satu perusahaan migas Rusia yang terimbas sanksi dari negara-negara Barat yang menyasar pada akses pendanaan, teknologi, hingga jasa konstruksi kilang; menyusul invasi Kremlin terhadap Ukraina sejak awal 2022.
Di sisi lain, PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) mengungkapkan taksiran nilai investasi megaproyek GRR atau Kilang Tuban belakangan makin melebar.
Direktur Utama PT KPI Taufik Adityawarman membeberkan nilai investasi proyek Kilang Tuban itu kini berada di angka US$23 miliar dari rencana awal senilai US$13,5 miliar.
“Proyeksi [investasinya] pasti lebih, dampak time value of money, [angkanya] US$23 miliar,” kata Taufik di sela kegiatan IPA Convex di ICE BSD, Selasa (20/5/2025).
Proyek yang dikerjakan PT Pertamina Rosneft Pengolahan dan Petrokimia (PRPP) itu molor dari target FID yang ditagih Kementerian ESDM tahun lalu.
Pertamina melalui anak perusahaannya, KPI menguasai 55% saham PRPP, sedangkan 45% sisanya dikuasai oleh afiliasi Rosneft di Singapura, Rosneft Singapore Pte Ltd (dahulu Petrol Complex Pte Ltd).
(mfd/wdh)
































